PURBALINGGA – Agar diminati wisatawan, sebuah desa wisata harus layak jual. Di desa harus memiliki keunikan lokal yang tidak dimiliki wilayah lain. Selain itu, juga perlu ditunjang kemampuan pengelola yang professional. “Profesional disini berarti pengelolanya memiliki pengetahuan yang mumpuni, skill dan attitude yang baik,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Drs Subeno, SE, M.Si, saat memberikan pembekalan pada kegiatan peningkatan SDM pelaku wisata, di aula kantor setempat, Selasa (31/3).

            Dikatakan Subeno, pengelola desa wisata harus memiliki pengetahuan dan pengalaman  yang mumpuni tentang desa wisata yang dijualnya. Kemampuan pengetahuan pengelola dapat terus ditingkatkan melalui pembelajaran dari membaca buku, melakukan kunjungan studi banding sehingga bertambah pengalaman, mencari referensi di internet dan menambah pengetahuan lain dari orang lain. “Pengelola jangan merasa pintar, padahal pengetahuan yang dimilikinya belum seberapa. Lebih baik rendah hati,” kata Subeno.

            Selain memiliki pengetahuan yang mumpuni, pelaku wisata juga dituntut memiliki skill yang baik. Dalam suatu organisasi, termasuk di sebuah desa wisata, pasti ada yang berpikir tidak baik, ada yang berpikir instan, ada yang merasa cuek, ada yang suka menganggu, dan ada juga yang semangat luar biasa. “Dengan kemampuan skill yang baik, maka pengelola desa wisata bisa mengelola konflik didalam organisasi sehingga bisa satu target yang diharapkan,” tegas Subeno.

            Selain kemampuan pengetahuan dan skill, pengelola desa wisata juga harus memiliki attitude yang baik pula. Pengelola harus memiliki sikap, watak yang baik, ukurannya tidak sekedar uang. Pengelola juga harus bersikap ekstrovert, memiliki keterbukaan terhadap sesame pengelola. Jangan bersikap introvert yang justru cenderung akan merusak organisasi. “Disini dibutuhkan kemampuan Emotional Question (EQ), dan Spirutual Question (SQ),” kata Subeno.

            Subeno menambahkan, pengelola desa wisata harus paham dan selalu menerapkan sapta pesona wisata. Wisatawan yang dating pasti akan menikmati kesenangan, jangan sampai wisatawan dibuat kecewa. “Jangan sampai, wisatawan dikenakan biaya yang tidak wajar, dan disuguhi tempat yang kumu, tetapi jika mengamalkan sapta pesona wisata, pasti wisatawan akan dibuat nyaman,” tambah Subeno.

            Dalam pelatihan peningkatan SDM tersebut juga diisi materi tentang kepemimpinan dalam organisasi dan permainan game untuk menjalin kekompakan diantara peserta. (y)