indahsariPURBALINGGA, HUMAS – Indah Sari (18) warga Dukuh Batur, Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, kini bisa menikmati suasana hotel Owabong. Indah dan tiga adiknya, diinapkan di hotel itu sejak Selasa (7/5) siang. Pihak manajemen Owabong memberikan fasilitas itu selama rumah keluarga Indah direhab oleh aparat TNI dari Kodim 0702 Purbalingga dan Koramil setempat. Indah adalah siswi kelas 9 SMPN 4 Rembang yang harus berjuang dan berperan layaknya seorang ibu untuk menghidupi tiga adik dan ibu kandungnya yang sakit. Saat berada di kamar hotel 202, Indah dan dua adiknya Supriyani Astuti (15) dan Juliah (13), terlihat bercengkerama di teras dan sesekali masuk ke kamar hotel. Sementara, adik terkecilnya Sayang (5) lebih senang bermain di ayunan yang berada di kompleks hotel itu.

Kepala sekolah SMPN 4 Rembang Sumarmo bersama guru BP Supriatiningsih dan sejumlah guru lain tampak menemani Indak dan adiknya. Indah dan adik-adiknya mengaku baru pertama kali menginap di hotel. Petugas hotel harus memberitahu fasilitas yang ada di kamar itu. Mulai cara menghidupkan air panas dan air dingin, memasak air, menghidupkan pendingin dan fasilitas lainnya. Indah rupanya tidak terbiasa dengan pengharum ruangan yang tergantung di AC. Saat dihidupkan AC-nya, Indah dan adik-adiknya mengaku pusing. “Pengharumnya wangi banget, saya dan adik-adik jadi pusing. AC nya juga dingin, malah enak tidak pakai AC,” tutur Indah. Saat ditawari makanan oleh petugas hotel, Indah dan Juliah terlihat aktif memilih.

Sementara Supriyani lebih banyak menundukan kepala karena mengaku masih pusing usai perjalanan dari Jakarta. Sehari sebelumnya, Supri mengikuti Indah ke Jakarta untuk diwawancarai sebuah stasiun televisi swasta. “Supriyani masih mabuk perjalanan, jadi kondisinya kurang sehat,” tutur Suprihatiningsih, guru BP Indah, Supriyani dan Juliah. Daftar menu yang disodorkan petugas, bolak-balik dibuka oleh Indah dan Juliah. Saat ditawari steak, Juliah mengaku belum pernah menikmatinya. Namun Juliah takut jika makanan itu tidak enak. “Tidak biasa makan seperti itu (steak). Mendoan saja ada tidak,” tutur Juliah. Indah kemudian memilih menu gurameh goreng, mi goreng, dan ayam goreng. “Minumannya jus jeruk ya, kayaknya enak seperti di gambar,” tutur Juliah sembari menunjuk buku menu kepada petugas hotel. Indah mengaku, selama ini untuk makan keseharian hanya sayur daun ketela dan nasi dan lauk tempe. Sehai juga harus makan dua kali, dan kadang malah satu kali saja karena terbatasnya beras dan uang belanja. Untuk makan gurameh goreng, Indah dan adiknya mengaku baru pertama kali. ”Kayaknya enak ya guramehnya,” tutur Indah. Selama menginap di Owabong, kepala SMPN 4 Sumarmo mengijinkan Indah, Supriyani dan Juliah untuk tidak masuk sekolah. Pihak manajemen Owabong sudah menawarkan jasa akan mengantar jika Indah dan adiknya akan masuk sekolah. ”Biar menikmati Owabong ya, sekolahnya saya ijinkan dua hari,” tutur Sumarmo. Direktur Utama PD Owabong Wisnu Haryo Danardono didampingi Humas Owabong Agus Dwiyantoro mengatakan, pihaknya terketuk hati ikut membantu meringankan beban penderitaan Indah dan keluarganya. Ketika rumah Indah mulai direhab, pihak manajemen menyediakan diri untuk menampung Indah sementara. Owabong menyediakan dua kamar, namun Indah dan adiknya memilih tinggal bersama di satu kamar. “Kami siapkan kamar hotel beserta fasilitas makan untuk Indah dan adik-adiknya, sampai rumah Indah selesai dipugar” kata Wisnu. Wartawan Bantu Semen Sementara itu untuk memperbaiki rumah keluarga Indah, para wartawan di Purbalingga yang tergabung dalam Forum Wartawan Purbalingga (FWP) menyerahkan bantuan 20 sak semen. Bantuan itu untuk memplester lantai dan membangun tembok rumah. Rumah Indah saat ini hanya berlantai tanah, dinding kayu dan bambu serta beratap seng yang sudah rusak. Untuk tenaga kerja, pihak TNI dari Kodim 0702 dan Koramil Rembang mengerahkan 30 personil guna melakukan bedah rumah. Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko yang dihubungi terpisah menyatakan apresiasi dari berbagai pihak yang ikut membantu warganya yang miskin. ”Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan materiil melalui rekening yang dibuat oleh gurunya Indah. Juga kepada pers yang tidak saja memberitakan soal Indah, namun juga terlibat langsung memberikan bantuan. Kepada aparatur TNI, saya juga sampaikan terima kasih karena ikut membantu memugar rumah Indah,” tutur Bupati Heru. Dibagian lain Heru Sudjatmoko menyatakan, pasca pemberitaan Indah di media massa, pihaknya sudah langsung memerintahkan aparatur kecamatan hingga desa jika menjumpai warga yang bernasib seperti Indah. Heru juga meminta petugas KB (Keluarga Berencana) untuk lebih aktif memberikan penyuluhan, karena kebanyakan warga miskin ternyata memiliki anak lebih dari dua. ”Kisah Indah tentu menjadi instrospeksi kami untuk bersikap jujur atas kondisi yang ada. Disisi lain tentunya kegotongroyongan dan kepekaan masyarakat terhadap tetangga sekitar perlu terus dibangun,” ujar Bupati Heru. Seperti diberitakan sebelumnya, Indahsari (18) warga RT 1/RW 9 Dusun Batur, Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, harus mengambil peran seperti layaknya seorang ibu. Indah harus mengasuh tiga adiknya, dan juga ibu kandungnya Tarmini (43) yang mengalami depresi. Ayah Indah meninggal dunia pada Desember 2012 silam karena sakit. Setiap bulan Indah mendapat kiriman uang setiap bulan Rp 300 ribu dari kakaknya, Tanto Purnomo (23), yang hanya lulusan SD Panusupan dan kini bekerja di bengkel di Samarinda, Kalimantan Timur. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Indah harus bekerja sebagai buruh membuat bulu mata palsu sepulang sekolah. (Humas/y)