Menggandeng Dinperindag Provinsi Jateng dan INOPAK Institute, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dinperindag) Purbalingga menggelar coaching atau pelatihan pengembangan Industri olahan Komoditas Agro di Jawa Tengah untuk meningkatan kompetensi daya saing baik dari segi kemasan, cara pemasaran, sertifikasi produk, dan lainnya, terhadap 25 pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM), selama dua hari Kamis hingga Jumat, 18 sampai 19 Mei 2022 di UPTD Logam Purbalingga.

Johan Arifin, Kepala Dinperindag Purbalingga, menuturkan, dalam coaching atau pelatihan ini menghadirkan Inopak Institute yang merupakan NGO non profit yang berisi alumnus universitas kenamaan di Jerman asal Indonesia.

” Ini adalah tahap kedua dari pelatihan IKM Olahan Pangan dengan Inopak, untuk tahap pertama dengan peserta yang sama sudah dilakukan akhir taun lalu, ” kata Johan usai membuka pelatihan, Kamis (18/5/2022).

Melalui pelatihan ini, para pelaku IKM di Purbalingga tidak hanya dilatih bagaimana menciptakan inovasi produk, kualitas produk, perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP), juga dilatih bagaimana melakukan pemasaran online dan offline, serta penerapan Internet Of Things (IOT).

Ilmu yang didapat melalui pelatihan ini, lanjut Johan, yaitu memberikan startegi kiat-kiat agar produk IKM Pangan Olahan di Purbalingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas.

” Berkaca dari pandemi Covid-19 kan pemasaran online paling banyak dilakukan konsumen, jadi pelaku IKM di sini juga sudah saatnya memaksimalkan pemasaran secara online. Sekarang konsumen lebih suka belanja online, lebih cepat, praktis, dan kualitas oke. Nah, peluang-peluang inilah yang harus dicermati dan ditangkap pelaku IKM agar produknya diminati konsumen, ” terang Johan.

Menurutnya, olahan pangan yang diproduksi oleh IKM di Purbalingga sudah cukup bagus baik dari segi cita rasa, maupun segi kemasan, namun mereka masih perlu membuka diri, membuka wawasan memanfaatkan pemasaran online yang dapat menembus langsung ke kamar konsumen dengan memaksimalkan penggunaan teknologi untuk pemasaran.

Setelah mengikuti pelatihan, Johan berharap peserta pelaku IKM Olahan Pangan ini lebih percaya diri dengan produk yang dimiliki, membuka jaringan dan menyesuaikan pola pemasaran dengan perilaku konsumen yang semakin ingin dilayani dengan kenyamanan maupun dengan kemudahan serta kualitas produk yang memuaskan.

” Harapannya pelaku IKM Olahan Pangan ini mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkan selama pelatihan, semakin percaya diri dengan produknya dan tidak minder untuk memasarkan produknya ke pangsa pasar yang lebih luas, ” tutup Johan. (dy)