PURBALINGGA, HUMAS – Bengkel kerja produsen keramik ‘Tera Berkaya’ di Desa Gembong, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga (Jateng), Kamis (22/11) terlihat lebih ramai dari hari biasanya. Sekitar 123 siswa-siswi dari sebuah sekolah di Cilacap dengan menggunakan empat buah bus sengaja datang ke tempat itu.

Pemilik usaha keramik ‘Tera Berkarya’, Supriyanti langsung menyambutnya. Siswa-siswi dari kelas IV hingga VI tersebut langsung bergembira melihat proses pembuatan keramik. Di tempat ini, keramik ada yang dibuat manual maupun dengan cara dicetak.

Sejurus kemudian, anak-anak itu diarahkan oleh Yanti—panggilan Supriyanti—untuk melihat proses pembuatan keramik. Yanti memberi contoh anak-anak untuk membuat tempat pensil, poci atau dan asbak. Bahan bakunya semua dari tanah liat yang didatangkan dari Kebumen.

“Sejak dua tahjun terakhir kami melayani anak-anak yang ingin belajar membuat keramik. Mereka kami ajak untuk belajar dari proses awal hingga memberi pewarnaan pada keramik yang telah kering,” kata Yanti.

Paket yang ditawarkan cukup murah. Harganya bervariasi, untuk anak-anak SD atau SMP paketnya cukup 10 ribu per anak. Untuk anak-anak SMA harganya Rp 20 ribu. “Untuk anak-anak, biasanya lebih suka hanya mewarnai saja. Setiap siswa kami beri kebebasan untuk memilih keramik yang telah matang dan kemudian diberi warna sendiri. Hasil pewarnaan kemudian dibawa pulang,” kata Yanti yang melanjutkan usaha turun-temurun dari orang tuanya.

Untuk paket anak SMA atau mahasiswa biasanya lebih rumit. Bahan keramik yang diproses lebih rumit. Mereka juga dikenalkan proses pembuatan keramik dengan alat pencetak serta pengolahan tanah liat.

Yanti mengaku, paket kunjungan yang ditawarkan lumayan ramai. Biasanya dari sekolah-sekolah hingga kalangan mahasiswa. ”Kalau untuk pengunjung yang hanya sekedar membeli untuk oleh-oleh souvenir biasanya langsung di showroom,” katanya.

Salah seorang siswa kelas V, Yoru mengaku senang bisa belajar membuat keramik. “Saya jadi tahu ternyata keramik dibuat cukup sulit. Kalau hanya mewarnai saja sih enak,” tuturnya lugu.

Hal yang sama juga diungkapkan Afdan, siswa kelas 4. Ia mengaku baru pertama kali berkunjung dan melihat cara pembuatan keramik. ”Seneng pokoknya, karena bisa mewarnai keramik sesukanya,” kata Afdan.

Salah satu guru pembimbing yang membawa rombongan siswa Cilacap, Yudi Iswandi menuturkan, anak-anak sengaja diajak ke perajin keramik agar mengetahui proses pembuatannya secara langsung. ”Kunjungan ini juga sebagai bagian dari pelajaran ketrampilan di sekolah,” kata Yudi.
Turun-temurun

Usaha keramik Tera Berkarya mulai dibuka pada tahun 2010. Yanti mewarisi usaha keramik Usaha Karya di Klampok dari orang tuanya. Selain membuka usaha keramik di Klampok Banjarnegara, Yanti bersama suaminya Jatmiko membidik peluang wisatawan yang berkunjung ke Owabong. Lokasi pabrik keramik ini satu jalur menuju Owabong jika ditempuh dari kota Purbalingga menuju Bojongsari. Berbagaikeramik yang diproduksi seperti vas bunga, guci, dan berbagai cindera mata darikeramik. Harga yang ditawarkan mulai yang termurah Rp 2.000 hingga termahal Rp 3 juta. Harga termahal biasanya berupa guci dengan aneka motif, sedang harga termurah untu souvenir ringan.

”Pengunjung Owabong biasanya berombongan banyak yang mengunjungi tempat penjualan kami. Khususnya pada hari libur atau hari Sabtu dan Minggu,” kata Yanti. (Humas/y)