PURBALINGGA, INFO– Berwisata sudah menjadi kebutuhan primer terlebih bagi kaum urban yang sehari-hari berjibaku dengan penatnnya aktivitas. Menikmati udara khas pegunungan sudah menjadi trend beberapa dekade terakhir. Puncak Bogor selalu macet di akhir pekan dan hari libur menampung warga ibu kota yang bosan dengan hiruk pikuk.

Bermacet-macet dengan pemandangan yang sudah sering mungkin akan membuat kejenuhan lainnya. Peluang inilah yang coba ditangkap Pemerintah Desa (Pemdes) Serang Kecamatan Karangreja Purbalingga. Desa yang tepat di bawah kaki Gunung Slamet ini sedang bersolek menampung warga yang senang dengan udara pegunungan namun dengan spot yang berbeda.

Lembah Asri sedang menjadi primadona destinasi Desa wilayah tersebut. Sebuah spot yang cocok untuk keluarga menghabiskan waktu liburan dengan berbagai wahana. Cekungan bak mangkuk apabila dilihat dari jalan utama membuat Lembah Asri menjadi pilihan tepat untuk berselfie. Rupanya Desa Serang siap menjadi Lembang baru yang siap menawarkan sesuatu yang berbeda.

Lembah Asri hanyalah satu dari banyak titik yang bisa dikunjungi. Lembah Asri dibangun dan dikelola oleh Pemdes Serang yang pendapatannya bisa mencapai Rp 5 juta perhari. Kades Serang Sugito mengatakan, dalam satu tahun jumlah pengunjung ke Lembah Asri sudah mencapai 294.000 orang dengan pemasukan menyentuh angka yang fantastis. “294.000 itu hanya dari Lembah Asri. Apabila ditotal dengan spot swadaya yang dikelola para pemuda jumlahnya mencapai 500.000 orang,” kata Sugito.

Sugito menambahkan, banyak kelompok pemuda yang sadar akan wisata mendapat bantuan dari Pemdes dengan tujuan stimulus. Sebagai contoh rumah kurcaci. Titik itu menjadi idola baru para pemburu swafoto dan anak muda yang sedang “demam” alam namun dengan sentuhan modern. Penataan Desa Serang yang telah mapan dengan menggabungkan unsur ekonomis dari para petani sayur dan unsur wisata membuat Serang dinobatkan sebagai Desa terbaik tingkat Provinsi beberapa tahun lalu.

“Warga disini sudah mulai sadar dengan potensi wisata yang ada. Sebagai contoh mereka dengan sekuat tenaga tidak melepas tanah yang mereka miliki padahal sudah banyak pihak dari luar yang menawar tanah mereka dengan harga yang tidak murah,” imbuhnya.

Saat ini di Desa Serang sedang dibangun akses jalan menuju resort milik perusahaan mapan. Kesadaran nilai ekonomis di kemudian yang dimiliki warga Serang membuat pembebasan lahan tidak menemui kendala berarti. Menurut Suwaryo warga Serang, mereka sudah siap untuk menyambut wisatawan yang dating dari berbagai daerah. Peluang lain seperti pembukaan rumah makan atau bahkan warung kecil sudah mulai banyak yang tentu saja diatur oleh stake holder.

“Kami tidak menyangka Serang akan menjadi seperti ini. Tiap akhir pecan kami kedatangan banyak wisatawan dar berbagai penjuru. Hal itu membuat kami bergairah menciptakan peluang-peluang usaha seperti kuliner dan souvenir,” pungkasnya. (PI-8)