PURBALINGGA, INFO- Kembali ke alam adalah gaya hidup pada masa sekarang. Mulai dari rekreasi hingga makanan,  masyarakat khususnya perkotaan mulai beralih menikmati apa yang ditawarkan langsung oleh alam. Peluang ini pula yang ditangkap Dwi Nugroho (23) seorang pemuda visioner yang mampu melawan arus zaman tanpa meminta belas kasih.

Dwi Nugroho pendiri sanggar “Darimu” Desa Bokol Kecamatan Kemangkon menawarkan paket rekereasi alam yang sulit ditemui di saat sekarang. Konsep kembali ke alam dan nostalgia masa lalu menjadi andalan paket wisata tersebut. Yang paling unik dari tempat itu adalah minuman bernama Badheg. Badheg adalah nira kelapa yang diolah menjadi minuman menyegarkan. Nira lazimnya diolah menjadi gula merah namun selain menjadi gula merah nira bisa menjadi minuman yang menghapus dahaga.

“Banyak peminat badheg yang datang kesini. Biasanya pengunjung juga menikmati ayam goreng kampung yang saya sembelih sendiri dan tentu saja saya pelihara sendiri, “ kata lelaki penyuka musik reggae tersebut.

Dwi dan kawan-kawannya yang tergabung dalam sanggar Darimu memang merupakan kumpulan pemuda yang inovatif. Tak heran dia menjadi runner up pemuda pelopor Jawa Tengah 2016 karena kereativitasnya. Di sanggar tersebut tak hanya menawarkan wisata kuliner yang bertemakan alam namun juga wisata edukasi. Dwi dkk. juga mendirikan perpustakaan serta mendirikan galeri lukisan dan panggung musik dengan tema alam juga.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Humas dan IKP Dinas Komunikasi dan Informatika, Ir. Prayitno yang ikut membidani sanggar Darimu, Dwi dan kawan-kawannya menjadi inspirasi bagi pemuda di Purbalingga khususnya. Prayit, begitu dia disapa, menambahkan pemuda harus menjadi motor penggerak di daerahnya masing-masing.

“Dwi adalah pioner bagi pemuda di Purbalingga yang menjadi penggerak. Semoga semakin banyak pemuda seperti dia yang tidak cengeng akan keterbatasan,” kata Prayitno saat mendatangi tempat yang sempat dia bina tersebut.

Salah satu pengunjung, Dwi Kurni Alfi mengatakan konsep wisata yang ditawarkan di Bokol. Dia bisa mengenang nostalgia masa kecil bermain di hamparan sawah namun dengan sajian yang lebih modern. Dia melanjutkan suasana yang sepoi-sepoi khas pedesaan membuat dia betah untuk berlama-lama di tempat itu.

“Tempat dan kuliner yang disajikan unik. Disini kita bisa bernostalgia dan membuat orang berkunjung betah ingin berlama-lama menikmati segarnya angin pedesaan,” pungkasnya. (PI-8).