Makanan menjadi istimewa jika berani tampil beda dengan makan sejenisnya. Inilah yang disadari Suparman, pemilik Warung Mie Ayam Kriyik Kalikajar.

Mie ayam rata-rata memang sama. Sama-sama ada mie-nya dan sama-sama ada ayamnya. Yang membedakan biasanya pada bumbu dan inovasi dalam penyajian.

Nah, untuk Mie Ayam Kriyik yang warungnya bertempat di depan Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo)  memang sedikit berbeda dnegan mie ayam pada umumnya.

Pertama, Mie Ayam Kriyik jika dimakan ada sensasi kriyik-kriyik. Bunyi kemriyik itu karena ada taburan usus goreng kering di atas mie ayam. Acara makanpun jadi rame. Kedua, kalau umumnya mie ayam disajikan dengan sayur caesim. Mie Ayam Kriyik justru dilengkapi dengan sayur selada sebagai pengganti sayur caesim. Rasanya, hmm….segaaarrr sekali…

Ketiga, sebagai toping selain cacahan daging ayam, juga ada tambahan kacang kupas goreng dan bawang merah goreng. Semakin kemruyuk deh isi mulut hehe…. Dan keempat, Mie Ayam Kriyik semakin istimewa ketika disajikan dengan semangkuk ceker ayam. Nah, beda kan sama mie ayam biasa??

Berbagai keistimewaan Mie Ayam Kriyik itu memang hasil pemikiran Suparman sendiri. Sebenarnya Suparman hanya melanjutkan usaha bapaknya yang juga jualan mie ayam, setelah dia merasa bosan dengan profesi sebelumnya, yaitu sopir.

Tahun 1989, Suparman memberanikan diri berjualan mie ayam. Dia berpikir, harus menciptakan sesuatu yang berbeda agar orang mudah mengingat dan membedakan antara mie ayam buatannya dengan mie ayam lainnya.

“Setelah lama berpikir, akhirnya saya menemukan ide pakai selada dan usus kering itu. Ternyata banyak yang suka, jadi diteruskan sampai sekarang,” jelas bapak tiga orang anak ini.

Dalam sehari,  rata-rata Parman membutuhkan sembilan kilogram ayam potong dan  10 kilogram mie basah. Untuk kekhasan rasa, mie dia buat sendiri dibantu seorang adik dan saudaranya. Untuk bahan baku lain seperti usus, ada yang memasoknya dalam keadaan sudah matang.

“Setiap kilogram mie basah, bisa dibuat 21 mangkok. Jadi setiap hari saya bisa menjual sekitar 210 mangkuk mie,” pungkasnya.

Tentang rasanya? Daripada berspekulasi, lebih baik cicipi sendiri. Kalau ketagihan, tanggung sendiri ya hehe (*)