PURBALINGGA – Memperingati hari turunnya kitab suci Al-Quran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga menyelenggarakan kegiatan Nuzulul Quran, Selasa (21/5) di Pendopo Dipokusumo. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM dalam sambutan pembukaannya menyampaikan momen Nuzulul Quran ini diharapkan bisa meningkatkan keimanan kita semua sebagai umat Islam.

“Menumbuhkan kecintaan kitab-kitab Allah khususnya Al Quran dan tentu mampu menjadikan Quran sebagai pedoman hidup kita dan mampu mengimplementasikan apa yang ada di Quran dalam kehidupan sehari hari,” imbuhnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh para kyai, ustadz, ustadzah, tokoh agama se- Purbalingga, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), jajaran pejabat di lingkungan Pemkab Purbalingga, para Direktur BUMD, pimpinan organisasi keagamaan, Tim Penggerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan (DWP). Ia menambahkan, terkait telah diumumkan pemenang Pemilu oleh KPU RI beberapa waktu lalu, Ia mengajak untuk kembali ke persatuan dan kesatuan.

“Pemilu sudah lewat, tentu apa yang pernah menjadi gesekan kecil dalam masyarakat wajib hukumnya untuk dihilangkan. Saatnya bergandengan tangan rapatkan barisan saeyeg saeko proyo hulubis kuntul baris untuk bersama membangun Purbalingga,” katanya.

Pada malam Nuzulul Quran ini, juga diisi pengajian atau tausiah oleh Dr H Awaludin Pimay Lc MAg yang juga Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. Dalam tausiahnya disampaikan tidak hanya Al Quran saja yang diturunkan saat bulan Ramadhan tapi seluruh kitab Samawi.

“Al Quran pertama kali turun Surat Al Alaq ayat 1-5. Ayat terakhir itu dimaknai bahwa setelah manusia membaca situasi, alam, dan fenomena di masyarakat maka endingnya adalah untuk bersujud dan mendekat kepada Allah Subhanahuwataala,” katanya.

Al Quran, menurutnya memiliki beberapa fungsi. Pertama, yakni sebagai petunjuk. Sesuai dengan Al-Baqarah Ayat 2, tidak diragukan isinya sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Ayat tersebut kemudian ada relevansinya dengan Al Baqarah aayat 183 tentang perintah puasa dengan tujuan agar la’alakum tattakuun.

“Fungsi Al Quran yang kedua yaitu sebagai obat bagi orang yang Gegana : gelisah, galau dan merana,” katanya.

Fungsi yang ketiga yaitu sebagai pelajaran, dimana 2/3 isi Al Quran adalah sejarah umat-umat masa lampau. Tujuannya supaya kita sebagai umat manusia yang hidup sesudahnya tidak seperti umat umat terdahulu, seperti umat Nabi Luth, Umat Nabi Nuh, Umat Nabi Soleh, Umat Nabi Musa dan sebagainya.

Fungsi Al Quran yang keempat yaitu sebagai cahaya, dimana umat Islam selalu meminta kepada kepada Allah agar Al Quran menjadi rahmat. “Bagaimana menjadi rahmat kalau Quran sendiri tidak kita baca?, kita lebih suka baca Whatsapp dari pada quran, inilah keberhasilan orang barat yang menjauhkan kita dari nilai-nilai keislaman,” katanya.

Fungsi yang kelima, yaitu sebagai rahmat, salah satu kandungan isi al quran  manusia diciptakan berbeda-beda berbagai warna kulit untuk saling mengenal, memahami. Seandainya orang Islam mau mendalami satu ayat saja maka ia menjadi ahli di bidang Ilmu pengetahuan, seperti biologi, astronomi, geologi, geografi, dan sebagainya.(Gn/Humas)