PURBALINGGA – Kabupaten Purbalingga turut berpartisipasi dalam Parade Tari Nusantara ke 38 yang diselenggarakan di gedung Teater Garuda Taman Mini “Indonesia Indah”, DKI Jakarta, mulai 9-10 Agustus 2019 lalu. Jawa Tengah merupakan salah satu peserta dalam Parade Tari Nusantara ke 38, pada kali ini diwakili oleh Kabupaten Purbalingga yang merupakan lanjutan dari event Parade Tari Daerah di Semarang 2018 tahun lalu ketika menduduki sebagai penampil terbaik.

Pada acara yang bertemakan ‘Legenda Objek Wisata Daerah’ ini, Purbalingga mengambil ide tarian yang terinspirasi dari salah satu Desa Wisata yang ada di Purbalingga yaitu Desa Karagbanjar Kecamatan Bojongsari yang berjudul Tari Lungger. “Lungger diambil dari bahasa Jawa yang merupakan jarwo dhosok yaitu Gelung Lengger, yang berarti gelung yang dipakai oleh penari lengger,” kata Desi Indah Fitriani selaku penata tari yang juga pelatih Sanggar Tari Citra Budaya, Purbalingga.

Hal itu menjadi inspirasi karya seni tari mengingat Desa Karangbanjar yang terkenal dengan central pembuatan gelung dan rambut palsu sebagai produk unggulan di Purbalingga yang sudah terpasarkan ke berbagai daerah di luar Jawa mulai tahun 1982 hingga sekarang. “Karya ini memilih gerakan tari lengger yang sederhana, menggambarkan proses pembuatan sanggul dari menyisir rambut yang belum jadi sampai menjadi sanggul yang di kenakan ketika menari,” kata Mahasiswi ISI Surakarta semester 2 ini.

Ani Susiningtias sebagai penata musik sekaligus penyusun deskripsi karya memilih instrument calung sebagai media iringan dengan gending gagrag Banyumasan dalam bentuk inovasi konsep “gayeng” . Dimana hal itu melekat dalam kehidupan kesenian tradisi lengger yang menjadi capaian utama dalam membangun atmosfer bangunan atau suasana bentuk penggarapan karya ini.

Meskipun telah ditampilkan dengan apik, namun Tari Lungger ini belum beruntung menembus sebagai juara umum Parade Tari Nusantara 38 ini. Juara tahun ini jatuh kepada Provinsi DKI Jakarta dengan menyabet juara umum sekaligus penata Tari dan penata Busana terbaik. Sedangkan penata musik terbaik jatuh kepada provinsi Riau.

Meski demikian, Tari Lungger dari Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini Kabupaten Purbalingga dalam Parade Tari Nusantara kali ini mendapatkan penghargaan sebagai deskripsi karya terbaik dari 23 Provinsi.  Aspek penilaian tidak hanya  bentuk karyanya saja, akan tetapi juga dalam membuat sebuah karya pertunjukan, yang dirangkai dalam bentuk deskripsi karya dalam bentuk buku atau makalah yang nantinya dapat dipertanggung jawabkan.

“Semuanya ditulis secara detail, dari observasi ke Desa Karangbanjar melihat langsung proses pembuatan sanggul, juga melakukan penelitian kecil-kecilan, dan mencari referensin mengenai sanggul dan segala macam data yang berkaitan dengan konsep yang dipilih semuanya terekam dalam deskripsi karya tersebut,” ungkap Ani yang juga THL di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga ini.

Menurutnya, sebuah karya harus mempunyai ide akar yang kuat tidak hanya sebatas awang-awang atau bayangan saja dalam pembuatannya. Selanjutnya, harus di dokumentasikan dalam sebuah tulisan meskipun tidak selengkap dengan Deskripsi Karya Tulis di akademisi pada umumnya.(Gn/Humas)