PURBALINGGA- Luas tanam komoditi pertanian jagung di Kabupaten Purbalingga pada bulan Oktober 2018 telah mencapai luas 4.275 hektar atau 48,86% dari target luas tanam Kementerian Pertanian periode Oktober 2018 sampai dengan September 2019 yakni seluas 9.671 hektar. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Ir Lily Purwati saat hari temu lapang petani (farm field day) panen jagung di Desa Penolih Kecamatan Kaligondang.

“Pada tahun 2018, telah tercapai luas tanam jagung 8.240 hektar, luas panen jagung 6.858 hektar, produktifitas 53,71 kwintal per hektar dengan total produksi 36.835 ton pipilan kering,” kata Lily Purwati, Selasa (30/04).

Meningkatnya produktifitas komoditi jagung selain ketersediaan bibit unggul, lanjut Lily dipengaruhi beberapa faktor diantaranya saat ini budidaya jagung sudah menggunakan alat mesin pertanian seperti alat tanam jagung yang bisa dipasang pada traktor dan juga pemipil jagung (corn sheller). Tahun 2019, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa traktor roda dua 38 unit, cultivator 13 unit, pompa air 29 unit, power thresher 15 unit, corn sheller 7 unit dan dryer UV 1 unit.

“Untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan Dinas Pertanian Kab Purbalingga juga telah memberikan bantuan kepada kelompok tani berupa benih jagung seluas 2.695 hektar, rehab jaringan irigasi tersier seluas 500 hektar, irigasi perpompaan 2 unit, pembangunan dam parit 8 unit, pembuatan sumur pantek 7 unit, penggunaan embung 2 unit dan pembangunan jalan usaha tani 2 unit. Tahun 2019 ini direncakan pemberian bantuan benih jagung dari APBD Provinsi seluas 350 hektar dan bantuan dari APBN seluas 2.695 hektar,” jelasnya.

Lily mengatakan, berdasarkan pemetaan dari DPUPR, Kab Purbalingga mempunyai luas ladang (tegalan) seluas 6.088 hektar yang berpotensi dikembangkan padi gogo dan palawija dengan sistem tumpang gilir dengan mengembangkan paket teknologi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian yakni paket Tugiman Jago Super (tumpang gilir tanaman jagung padi gogo super) Tugiman Jale Super (tumpang gilir tanaman jagung kedelai super) dan Tugiman Gole Super (tumpang gilir tanaman padi gogo kedelai super).

“Untuk dukungan pupuk bersubsidi sektor pertanian di Kab Purbalingga 13.680 ton pupuk urea, 695 ton pupuk ZA, 530 ton pupuk SP 36, 4.467 ton pupuk NPK, 524 ton pupuk organik dan sampai saat ini realisasi penyaluran pupuk menggunakan kartu tani sampai dengan 8 April 2019 adalah urea sejumlah 1.325 ton, SP-36 sejumlah 62 ton, ZA sejumlah 13 ton, NPK sejumlah 744 ton dan organik sejumlah 26 ton,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM yang menghadiri kegiatan dengan didampingi sejumlah pejabat Pemda Purbalingga dan perwakilan Forkopimda menyampaikan, saat ini khususnya pulau Jawa penduduknya bertambah padat, pertumbuhan penduduk per tahun bertambah maka kebutuhan pangan juga ikut bertambah, sedangkan lahan tidak mungkin bertambah.  Petani untuk meningkatkan produktifitas pertaniannya sudah tentu tak bisa melakukan ekstensifikasi, namun dengan cara intensifikasi pertanian diantaranya dengan bibit unggul.

“Salah satu kebijakan Pemerintah dalam bidang Pertanian mengupayakan kecukupan pangan saat ini adalah dengan disertifikasi tanam, tak hanya beras, namun membudidayakan bahan pangan alternatif lain misalnya jagung. Maka saat ini bisa buat nasi jagung, yang merupakan salah satu upaya disertifikasi pangan agar berjalan baik. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah miliki program upaya khusus (upsus) dengan fokus tiga komoditas, yakni padi, jagung, dan kedelai (pajale),” kata Bupati Dyah H Pratiwi.

Menurutnya, saat ini program upsus pajale di Purbalingga berjalan baik, bahkan tahun ini beras Purbalingga mencapai surplus tertinggi sepanjang sejarah, hal itu membuktikan bahwa ketahanan pangan di Purbalingga klir, ketersediaan beras cukup, jagung kedelai juga. Dirinya berjanji sebagai bentuk apresisasi, Pemkab Purbalingga akan berikan perhatian luar biasa untuk sektor pertanian karena sektor ini menyumbangkan kontribusi bagi PDRB (produk domestik regional bruto) hampir 30%.

“Tak hanya alsintan, insfrastuktur juga kami upayakan dapat semua terpenuhi, seperti tadi pak Kades krisikan butuh irigasi, dan hal itu menjadi catatan kami semoga bisa dianggarkan pada anggaran perubahan atau setidaknya di tahun 2020. tak hanya di Penolih, di lain kesempatan seluruh desa di Kec Kaligondang akan mendapatkan bantuan untuk diberdayakan lebih maju lagi. Dalam kesempatan ini saya selaku pimpinan daerah menyampaikan terimakasih dan penghargaan tinggi atas hasil pertanian yang dicapai para kadang tani Purbalingga, semoga petani selalu sehat, dan terus berlimpah produktifitasnya,” katanya.  (t/ humpro2019)