PURBALINGGA, DINKOMINFO – Sebanyak 9113 Aparatur Sipil Negara (ASN) di kabupaten Purbalingga sukses menciptakan tiga rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas kegiatan Shalat Tahajud Berjamaah, Sahur Nasi Pithi Bersama, dan Shalat Subuh Berjamaah. Kegitan itu diselenggarakan sebagai wujud syukur jajaran pemerintah kabupaten Purbalingga atas diterimanya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2016.

“Ini merupakan bentuk syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik syukur secara bil qalbi, bil lisani dan hari ini kita bersyukur secara bil a’mal untuk meningkatkan amalan dan ibadah kita melalui kegaitan shalat tahajud, makan sahur bersama dan shalat subuh berjamaah,” kata Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM di Stadion Goentoer Darjono, Sabtu (10/6).

Bupati Tasdi yang hadir bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ, Ketua TP PKK Erny Widyawati Tasdi, Forkopimda dan seluruh pejabat pemkab Purbalingga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh ASN baik yang PNS maupun Non PNS, para kepala desa dan perangkat yang telah hadir dan mengikuti acara tersebut. “Sinergitas seperti ini perlu terus dikembangkan, untuk pencapaian pembangunan bidang lainnya, sehingga visi Purbalingga yang mandiri, berdaya saing, menuju masyarakat yang sejahtera dan berakhlak mulia semakin cepat dapat diwujudkan,” katanya.

Dalam sambutannya, Bupati Tasdi menyampaikan beberapa hal yang perlu ditekankan sebagai latar belakang pemecahan rekor ini. Pertama yakni memperkenalkan produk nasi pithi yang disantap sebagai hidangan sahur oleh para ASN. Dimana nasi pithi tersebut merupakan paket nasi dengan lauk sayur tempe, oseng mie, ayam goreng, telur rebus, dan peyek kedele yang dikemas dalam kotak anyaman bambu (pithi).

“Nasi pithi ini adalah produk asli Purbalingga, selain sehat, kemasan nasi pithi juga terbuat dari anyaman bambu sehingga ramah lingkungan. Acara ini juga sekaligus launching nasi pithi yang dibuat oleh UMKM Purbalingga sebagai kuliner khas Purbalingga ,” katanya.

Selain itu, rekor ini juga digunakannya sebagai pemantik solidaritas antar ASN agar dapat menjadi agen-agen pemersatu masyarkat. “Selanjutnya, rekor ini juga sebagai bentuk syukur atas predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang berhasil diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas tertibnya adminstrasi pemkab Purbalingga,” ujarnya.

Executive manajer Muri, Sri Widayati mengatakan, dalam kurun waktu 1,5 tahun, Purbalingga berhasil mencatatkan rekor MURI sebanyak 17 rekor. Sebelumnya telah dicatatkan 13 rekor dan hari ini ada tiga rekor baru yakni Shalat Tahajud Berjamaah, Makan Sahur Nasi Pithi Bersama dan Shalat Subuh Berjamaah terbanyak.

“Yang diajukan kepada kami rencananya disiapkan 8000 ASN. Namun setelah kami verifikasi ternyata tidak hanya 8000 namun ada sejumlah 9113 ASN,” ungkapnya.

Sri Widayati menuturkan untuk rekor shalat tahajud yang dilakukan oleh 9113 peserta resmi menumbangkan rekor sebelumnya yang dicatat oleh Pemkab Bengkulu dengan jumlah 987 peserta. Penyerahan piagam penghargaan dilakukan langsung oleh Sri Widayati kepada Bupati Purbalingga Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi. (Hr)