PURBALINGGA –  Bendungan irigasi Wulung di Desa Bungkanel Kecamatan Karanganyar sudah puluhan tahun tidak dapat dimanfaatkan untuk mengairi usaha pertanian di desa tersebut. Akibatnya, lahan pertanian seluas 70 hektar yang meliputi 40 hektar di Desa Bungkanel dan 30 hektar lainnya di desa Maribaya dan Kabunderan kini hanya mengandalkan pengairan saat turunnya hujan.

“Perbaikan bendungan selebar 10 meter dengan panjang saluran 2000 meter sudah hampir 7 tahun terakhir kami usulkan melalui mekanisme musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan-red) namun belum pernah terealisasi. Mumpung ada Ibu Bupati Tiwi kami Plekoto (Paksa-red) untuk bisa merealisasikannya,” kata Ahmadun salah seorang anggota LKMD desa Bungkanel saat kegiatan Bupati Tilik Desa yang dipusatkan di Balai Desa setempat, Senin malam (10/2).

Selain usulan reaktivasi bendung irigasi Wulung, sejumlah permasalahan yang dialami masyarakat di Desa Bungkanel mengemuka dalam sesi serap aspirasi yang dipandu oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat R. Imam Wahyudi, SH, MSi.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon, MM yang hadir bersama Ketua DPRD HR Bambang Irawan, SH dan sejumlah pimpinan OPD mengaku menggelar kegiatan Bupati Tilik Desa sebagai ajang silaturahmi jajaran pemerintah kabupaten Purbalingga sekaligus menyerap aspirasi masyarakat secara langsung di tingkat desa.

“Aspirasi yang disampaikan akan menjadi masukan dan direalisasikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah yang bersinergi dengan anggaran yang ada di tingkat desa,” katanya.

Terkait usulan perbaikan bendungan Wulung, Bupati Tiwi berjanji akan merealisasikan pada APBD Perubahan 2020 ini. Dirinya memerintahkan pihak DPUPR dan Bapelitbangda untuk segera melakukan pengecekan kondisi bendungan yang sebelumnya mampu mengairi lahan pertanian di Desa Bungkanel, Maribaya, Kabunderan dan sebagian persawahan desa Karanggedang.

“Tahun ini, pemkab menangani dua kegiatan pengairan yaitu untuk bendung Cangkring II dengan anggaran Rp 568 juta dan irigasi Ponjen Rp 50 juta. Untuk bendung Wulung ini kita tambahkan di perubahan APBD,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Mukti Fatoni mengungkapkan upayanya memiliki kantor desa yang representativ agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Mukti Fatoni yang sudah menjabat kepala desa periode kedua telah melakukan rehab balai desa secara bertahap selama tiga tahun menggunakan anggaran PADes.

“Aspirasi yang disampaikan Pak Kades, untuk membangun Balai Desa yang representatif akan kita bantu dengan dana Bantuan Keuangan Khusus. Mudah-mudahan ketika balai desanya sudah bagus, pelayanan kepada masyarakat juga semakin baik,” katanya.

Dibagian lain, Bupati Tiwi juga menantang para pemuda setempat untuk menjadi pelopor dan penggerak penanangan sampah utamanya sampah plastik yang dapat diolah kembali menjadi produk-produk yang memiliki nilai tambah secara ekonomi. Keberadaan bank sampaih yang pernah dibangun oleh pemerintah desa juga diminta dikelola kembali sebagai pusat pengolahan sampah di desa tersebut.

“Nanti Saya perintahkan stakeholder terkait untuk memberikan pendampingan dan edukasi terkait pengolahan sampah. Saya kira kalau pemudanya sudah bergerak, nanti Dinas Lingkungan Hidup dapat memberikan support dan tim penggerak PKK juga dapat menyelenggarakan pelatihan bagi ibu-ibu PKK di sini,” jelasnya.

Selain melakukan silaturahmi dan serap aspirasi, rangkaian agenda Bupati Tilik Desa di Desa Bungkanel Kecamatan Karanganyar dilanjutkan esok harinya, Selasa (11/2) dengan kegiatan Subuh Berjamaah di Masjid Jami Baiturrakhman, Pemberian bantuan, dan Senam Bersama di lapangan desa setempat. Sebelumnya, Bupati bersama rombongan juga menginap di rumah-rumah warga yang telah disiapkan oleh pihak desa. (Hr/u/PPL/humasPurbalingga)