AKI dan AKB di kabupaten Purbalingga perlu ditekan
PURBALINGGA, DINKOMINFO,  Dalam upaya untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi di kabupaten Purbalingga perlu penaganan lebih baik. Dinas Kesehatan kabupaten Purbalingga bekerjasama dengan Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) wilayah Magelang dan Dinas Kesehatan propinsi Jawa Tengah berupaya melakukan koodirnasi jejaring untuk dapat mengatasi permasyalahan AKI dan AKB secara bersama. Koordinasi jejaring kali ini dilakukan di Kabupaten Purbalingga dilaksanakan di Aula Dinas Kesehatan, Selasa (02/05).
“Banyak faktor yang menyebabkan kematian ibu antara lain karena perdarahan saat melahirkan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran”. Ungkap Kasi. Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah dr. Retno Mratihartani disela sela acara. “Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya”. Imbuh Retno. Menurut Retno faktor makanan bagi ibu hamil harus terus diperhatikan, agar ibu hamil menjadi sehat, bayi yang dikandung juga tetap terjaga kesehatannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga drg. Hanung Wikantono menuturkan kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan kematian Ibu dan Bayi. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan. Lanjut Hanung “ada 4 terlalu yang dapat menyebabkan risiko AKI dan AKB yakni terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran”. Ungkapnya.
Menurutnya “keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga”.
Sementara Kepala Balkesmas Magelang Joko Mardianto, M.Kes mengatakan Perencanaan persalinan dapat dilakukan manakala ibu, suami dan keluarga memiliki pengetahuan mengenai tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, asuhan perawatan ibu dan bayi, pemberian ASI,  jadwal imunisasi lengkap, serta informasi lainnya. Semua informasi tersebut ada di dalam Buku KIA yang diberikan kepada ibu hamil setelah didata melalui P4K. Buku KIA juga berfungsi sebagai alat pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil serta pemantauan pertumbuhan bayi sampai usia 5 tahun. Buku ini dapat diperoleh di tiap tiap Puskesmas.
Kegiatan Koordinasi Jejaring kali ini dihadiri pula oleh Ketua TP PKK kabupaten Purbalingga ny. Erni Tasdi, para Kepala UPT Puskesmas, Bidan desa, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) , perwakilan dari Bapelitbangda, para kepala Lintas sektor dan program.
Ny Erni berharap “untuk menekan AKI dan AKB di kabupaten Purbalingga diharapkan para Bidan desa dan kader kesehatan di dukung kader PKK desa untuk mau melakukan jemput bola mengecek kesehatan Ibu Hamil di wilayahnya”. Ungkapnya.(Dn)