PURBALINGGA – Gubernur Jawa Tengah mewanti-wanti kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja keras, tapi jangan tamak, jangan mengharap imbalan lebih. Hal itu disampaikan oleh Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM (Tiwi) dalam amanat Inspektur Upacara memepringati Hari Antikorupsi Sedunia dan HUT Ke-20 Dharma Wanita Persatuan, Senin (9/12) di Halaman Pendopo Dipokusumo.

Perilaku yang tidak koruptif sudah dicontohkan oleh dua bapak Proklamator, Ir Soekarno dan Muhammad Hatta. Bung Karno saat di Istana Merdeka kerap terpaksa harus mengurungkan keinginannya untuk sekadar makan pisang goreng dan nasi kecap karena sama sekali tidak punya uang. Bung Hatta, karena kehati-hatiannya terhadap uang negara, Ia tidak mau menggunakan secarik kertas dari kantor untuk keperluan pribadinya.

“Betapa Dwitunggal itu memegang teguh ajaran leluhur ‘sepi ing pamrih rame ing gawe’ dan ‘memayu hayuning bawono’. Kita diwanti-wanti untuk bekerja keras, tapi jangan tamak, jangan mengharap imbalan lebih. Untuk apa? Untuk menjaga hayuning bawono, menjaga keseimbangan kehidupan,” kata Bupati Tiwi membacakan Sambutan Gubernur Jawa Tengah, H Ganjar Pranowo SH MIP.

Ia melanjutkan, korupsi itu salah satu bentuk kejahatan destruktif yang tidak hanya akan menghancurkan pribadi atau keluarga, tapi juga akan merusak tatanan masyarakat dan negara. Setelah sempat mati suri, perang terhadap korupsi telah bangkit di negeri ini. KPK jadi ujung tombak sebagai mandat reformasi. Bersama kepolisian dan kejaksaan, indonesia mencanangkan gerakan ganyang koruptor. Sistem dibangun, mental pejabat hingga masyarakat dibenahi.

Di Jawa Tengah, sejak 2013 telah mencanangkan gerakan mboten korupsi mboten ngapusi. Bukan hanya di lingkungan pemerintahan provinsi, tapi juga seluruh pelosok Jawa Tengah. “Di kalangan pemerintahan, mental pejabat lama kita dobrak, sistem jadul kita rombak. Pungli kita sikat dengan teknologi, setoran kepada atasan kita berantas dengan lelang jabatan, manipulasi anggaran kita semprot dengan digitalisasi, mafia-mafia proyek kita hantam dengan keterbukaan,” katanya.

Pertanyaannya, apakah gerakan itu sudah cukup efektif untuk menghilangkan laku koruptif? Ternyata “masih jauh panggang dari api”. Masih jauh dari harapan. Tapi sesakit dan selelah apapun harus terus dilakukan. Nasi belum jadi bubur, kayu belum jadi arang. “Kita akan terus perkuat upaya pemberantasan korupsi. Tahun depan kita akan jor-joran untuk pembangunan sumberdaya manusia, menata manusia-manusia jawa tengah yang semakin bermartabat,” ungkapnya.

Terkait dengan HUT Ke-20 Dharma Wanita Persatuan (DWP), Bupati berharap, dengan bertambahnya usia, DWP sebagai organisasi kemasyarakatan yang menghimpun dan membina isteri ASN semakin meningkatkan kontribusnya sebagai mitra strategis Pemkab Purbalingga dan meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan anggota serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

“Saya berpesan agar selalu menjaga keharmonisan keluarga. Anggota DWP jangan sekali-kali mempengaruhi suaminya untuk korupsi. Dibalik kesuksesan suami ada peran isteri didalamnya, begitu juga sebaliknya,” katanya.(Gn/Humas)