PURBALINGGA, INFO- Acara nonton bareng (nobar) film pengkhianatan gerakan 30 September (G 30 S/ PKI) mendapat antusias ribuan masyarakat dengan memadati alun-alun Purbalingga, Sabtu malam (30/09). Acara yang digagas Kodim 0702/Purbalingga itu dimulai pada pukul 20.00 WIB. dan disaksikan seluruh elemen masyarakat dan juga para pelajar.

Sebelum pemutaran film dimulai, Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE. B.Econ. yang menghadiri acara tersebut mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dari Kodim 0702/Purbalingga  karena menurutnya dengan momentum pemutaran kembali film G30S/PKI akan mengingatkan sejarah bahwa pada tahun 1965 bangsa Indonesia pernah memiliki sejarah kelam.

“Film ini juga pembelajaran sejarah kepada generasi muda karena saya lihat para pelajar dari SMP, SMA/SMK ikut menyaksikan. Film ini akan mengajarkan kita semua untuk mewaspadai bahaya laten komunis yang mengancam ideology bangsa,” kata Wabup Tiwi.

Untuk menangkal paham komunis dan juga paham radikalisme yang marak saat ini, lanjut Wabup Tiwi, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh anak bangsa untuk menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.  Wabup Tiwi juga sampaikan, pemutaran film G3OS/PKI bukan untuk mendiskreditkan siapa yang benar siapa yang salah.

“Dengan menonton film ini, kita sebagai anak bangsa diingatkan agar kejadian memilukan yang menjadi sejarah kelam bangsa Indonesia tidak terjadi di masa yang akan datang,” kata Wabup Tiwi.

Senada dengan Wabup Tiwi, Komandan Kodim (Dandim) 0702/Purbalingga Letkol. Kav. Dedi Safrudin menyampaikan, pemutaran kembali film ini perlu untuk tidak menghilangkan memori sejarah adanya komunisme yang dikhawatirkan akan timbul kembali apalagi tidak diingatkan khususnya kepada kaum muda.

Dandim Dedi mengatakan, Kodim 0702/Purbalingga telah menyelenggarakan kegiatan ini di 91 titik lokasi di seluruh wilayah Purbalingga dari tingkat Desa, Kecamatan dan puncaknya di alun-alun Purbalingga, dan dirinya bersyukur antusiasme masyarakat menonton film ini sangat tinggi.

“Kami mencatat, film ini telah ditonton lebih dari 57.000 warga, dan saya berterima kasih kepada para pelajar yang ikut serta antusias menyaksikan film ini, karena ini bagian sejarah bangsa Indonesia yang harus diketahui seluruh generasi muda,” kata Dedi. (PI-5)