PURBALINGGA – Jumlah warga perantau yang masuk atau pulang ke Kabupaten Purbalingga semakin banyak. Dari catatan di Dinas Perhubungan berdasarkan laporan tiap-tiap pos pantau yang ada di perbatasan, sampai hari ini tercatat 20.956 orang dengan menggunakan 7.104 kendaraan.

Kepala Dinas Perhubungan Yani Sutrisno mengatakan, ada 9 pintu masuk ke Purbalingga yang sering dimanfaatkan oleh kendaraan pemudik. Di pintu masuk tersebut, Dinas Perhubungan bekerjasama dengan Polres Purbalingga dan Dinas Kesehatan membuat posko-posko untuk memantau dan memeriksa semua penumpang dan kendaraan yang masuk. “Kita mendirikan Pos Pantau dipintu masuk Purbalingga, yakni di Karangreja, Kutabawa, Kalitinggar, Bukateja, Jompo, Kedungbenda, Terminal Purbalingga, Terminal Bukateja dan Terminal Bobotsari.” kata Yani.

Pada hari Rabu 6 Mei 2020, terdatat ada 596 orang yang pulang ke Purbalingga dengan menggunakan 200 kendaraan.

“Semua kami periksa kesehatannya, dipasang gelang identitas serta dicatat kemana tujuan dari para penumpang itu. Hal ini agar dapat ditindaklanjuti oleh wilayah atau desa tujuan untuk selanjutnya dikarantina rumah.” jelasnya.

Selama satu pekan terakhir dari tanggal 1 sampai 6 Mei 2020, sudah tercatat ada 2.683 orang yang masuk ke Purbalingga dengan menggunakan 1.140 kendaraan.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi bersama Forkompinda meninjau Pos Pantau Terpadu Operasi Ketupat Candi 2020. Tinjauan diawali dari pos pantau Karangreja, kemudian ke Kutabawa, Kalitinggar Padamara, Jompo, Kembangan Bukateja dan Posko alun-alun Purbalingga, Kamis (7/5).

Saat meninjau posko perbatasan di Desa Kembangan Bukateja, Bupati Tiwi mengatakan, meskipun ada instruksi dari pemerintah pusat untuk tidak mudik, ternyata setiap harinya masih ada orang yang mudik. Banyak pemudik berasal dari zona merah seperti Jakarta, Bandung, Bogor, dan Depok. Posko yang ada di perbatasan tersebut mempunyai tugas untuk mencatat identitas, melakukan pengecekan kesehatan dan memberikan gelang identitas.

“Dengan adanya pemudik yang setiap hari datang ke Purbalingga, saya menghimbau kepada seluruh tim gugus dan juga kepala desa desa untuk mengoptimalkan Lapor Warga. Pastikan pemudik untuk bisa didata dan diarahkan untuk memeriksakan kesehatannya.” tutur Bupati Tiwi.

Tim gugus tugas yang ada di kecamatan dan desa diminta untuk melakukan patroli pemantauan bagi para pemudik. Memastikan pemudik melakukan karantina mandiri di rumah dan tetap menggunakan gelang identitas.

“Kalau bapak ibu menjumpai ada orang dengan gelang identitas masih keluyuran diluar rumah, saya minta tim gugus tugas desa dan kecamatan bertindak tegas. ODP yang masih berkeliaran di luar rumah, wajib diarahkan untuk dikarantina di Buper Munjulluhur atau Gedung Korpri,” tegasnya. (umg/humaspurbalingga).