pramuka2

PURBALINGGA, HUMASKetua Kwartir Daerah (Kwarda) 11 Jawa Tengah Prof Dr Ir S Budi Prayitno M.Sc mengingatkan pentingnya pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak anak-anak. Kegiatan kepramukaan telah mampu membuktikan pembentukan karakter yang baik. ”Pendidikan karakter yang ditanamkan lewat pramuka, tidak bisa dibeli, tetapi harus ditanamkan sejak dini. Hal nii beda dengan ilmu pengetahuan yang bisa dibeli dengan mudah,” kata S Budi Prayitno.


Budi Prayitno mengemukakan hal tersebut ketika melantik Pengurus Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Purbalingga periode 2012 – 2016, di Pendopo Dipokusumo Purbalingga, Sabtu (14/1) siang. Ketua Mabicab dijabat Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si yang juga Bupati Purbalingga. Selain itu juga dilantik Waka Mabicap Drs H Sukento Ridho Marhaendrianto, MM, serta sejumlah anggota Mabicab lainnya yang berasal dari jajaran Forum Muspida.


Usai dilantik sebagai Ka Mabicab, Heru Sudjatmoko melantik Pengurus Kwarcab periode 2012 – 2016 yang diketuai Trisnanto Srihutomo, S.Pd.


Menurut Budi Prayitno, pendidikan yang diperoleh sejak anak-anak ibarat seperti sebuah keping mata uang. Satu sisi mereka memiliki pengetahuan, sisi lain memiliki karakter. Namun, sejak era reformasi, pendidikan karakter sepertinya ditinggalkan. Orientasi pendidikan lebih ke arah material. ”Padahal, bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki karakter baik, seperti yang telah diterapkan di Jepang,” kata Budi Prayitno.


Budi Prayitno mengatakan, pendidikan karakter lewat kepramukaan tetap konsisten dilakukan sejak anak-anak. Namun, Budi menyayangkan pendidikan kepramukaan di sekolah SMP dan SMA sudah mulai bukan menjadi pendidikan wajib. Di SMP, misalnya, hanya mulai diberikan 1,5 tahun saja. ”Jika pramuka terus diterapkan selama pendidikan, makan akan mampu menanamkan sikap dan kepribadian sebagaimana yang tertuang dalam Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka,” kata Budi Prayitno.


Budi Prayitno mencontohkan, anak-anak siaga, sejak kecil sudah ditanamkan pendidikan karakter agar patuh kepada ayah dan ibundanya, seperti yang tertuang dalam Dwi Darma. Selain itu, anak-anak juga ditanamkan janji kehormatan Dwi Satya untuk bersikap menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga, serta setiap hari berbuat kebajikan.

 

pramuka-web

Ketika menginjak Penggalang, lanjut Budi Prayitno, nilai-nilai soft skill yang ditanamkan lewat pramuka juga menjadi landasan yang kuat dalam pribadi seseorang. Pramuka mengajarkan nilai-nilai itu yang tertuang dalam Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Pramuka itu Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia, Patriot yang sopan dan ksatria, Patuh dan suka bermusyawarah Rela menolong dan tabah, Rajin, trampil dan gembira, Hemat cermat dan bersahaja Disiplin, berani dan setia, Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.


”Nilai-nilai Dasa Darma juga akan menyatu dalam kehidupan seseorang sehari-hari. Seorang yang menjiwai pramuka pasti akan iklas dan tidak akan menusuk dari belakang,” kata Budi Prayitno.


Nilai-nilai Pramuka Perlu Dipahami Pejabat

Sementara itu Bupati Purbalingga Heru Sudjatmoko mengatakan, nilai-nilai pramuka patut dipahami oleh para pejabat. Bayangkan saja, kata Bupati, jika seorang pejabat memaknai Dasa Darma Pramuka, misalnya ’Hemat cermat dan bersahaja’, kemudian ’Bertanggungjawab dan dapat dipercaya,’ ’Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan’. ”Tiga contoh ini saja jika kita terapkan sudah termasuk hebat. Saya rasa, untuk seleksi pejabat perlu pula memperhatikan Dasa Dharma Pramuka,” kata Bupati Heru. (Humas/y/Hr)