PURBALINGGA- Pahargayan agung yang telah lama absen dilakukan pada peringatan Hari Jadi Purbalingga, kali ini pada peringatan ke 186 kembali digelar. Kegiatan tersebut bertujuan untuk kembali nguri-nguri budaya jawa agar tidak punah, sekaligus menjadi tontonan tersendiri bagi masyarakat, yang mana Purbalingga yang jauh dari keraton bisa menyaksikan kirab aji manggala praja.

Pahargyan agung yang digelar di Pendopo Dipokusumo menggunakan gagrag Keraton Surakarta Hadiningrat dikarenakan Purbalingga yang dulu dikenal Kadipaten Purbalingga merupakan salah satu wilayah keraton Surakarta. Dengan dimulai prosesi pembacaan riwayat berdirinya Purbalingga oleh Asisten Ekbangkesra, Sigit Subroto, kemudian dilanjut prosesi songsong agung.

Pada pahargyan agung juga dipentaskan juga tari gambyong sebagai tari penyambut tamu, setelah itu juga dipentaskan tari bambangan cakil. Tari tersebut merupakan tari klasik jawa tengah yang menceritakan perang antara kesatrian dan melawan raksasa.

Kemudian prosesi berlanjut dengan kirab aji manggala praja ke gedung DPRD dengan berjalan kaki dengan diringi pasukan keraton Surakarta, pasukan pembawa pataka, pasukan Bupati dan wakil bupati beserta Forkompimda. Dibelakangnya pasukan para kepala organisasi pemerintah daerah dengan memakai pakaian adat jawa.

Dalam sambutan bahasa jawa Bupati Purbalingga mengingatkan kembali sesanti Purbalingga, Prasetyaning Nayaka Amangun Praja. Yakni tekad segenap aparat pelaksana untuk membangun daerah dan negara guna lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat lahir, batin dan merata.

Tasdi mengatakan pembangunan hanya bisa berhasil karena adanya sinergi, bergotong-royong dalam memayu hayuning bawana. Sesanti mempunyai arti kebulatan tekad masyarakat dan pemerintah untuk saling bahu membahu membangun Purbalingga.

Pada kesempatan itu juga Bupati menggatakan ada 10 penghargaan dan 11 rekor muri yang tercapai pada tahun 2016. Penghargaan tersebut mendorong pemerintah agar di tahun yang akan datang dapat memberikan pelayanan dan prestasi yang lebih baik lagi.

Dari data Bagian Humas setda pada tahun 2016 ada terdapat 186 penghargaan yang diperoleh Pemkab Purbalingga baik insatstansi, kelompok atau perorangan, yakni 123 penghargaan dari propinsi dan 63 penghargaan nasional.

Sedangkan Kabid Kebudayaan Sri Kuncoro mengatakan kegiatan peringatana hari jadi 186 tahun purbalingga telah dimulai pada tanggal 2 Desember 2016, antara lain konggres gunung, rekor muri makan nasi jagung terbanyak, rekor muri pungut sampah terbanyak. Kemudian pawai budaya, pahargyan agung dan festival 1000 tumpeng di alun-alun.

“Kirab manggala praja akan menempuh rute mengitari alun-alun kemudian menuju rapat paripurna dewan,” katanya.

Pada tanggal 19 Desember, lanjut Srikuncoro juga akan diadakan ketoprak eksekutif, yang rencananya Gubernur Jawa tengah hadir dan memerankan tokoh dalam pagelaran kethoprak tersebut. Sri Kuncoro berharap Purbalingga kedepan semakin kuncoro, purbalingga semakin terkenal baik regional, nasional maupun internasional dengan karakter yang dimiliki Purbalingga (Sapto Suhardiyo)