PURBALINGGA  – Ribuan jamaah kaum muslimin di kota Purbalingga dan sekitarnya Senin pagi (12/9) memadati Alun Alun Purbalingga untuk mengikuti sholat Idul Adha yang digelar oleh Panitia Hari-Hari Besar Islam Kabupaten Purbalingga Tahun 2016. Sholat Idul Adha yang dipimpin oleh imam KH Nur Kholis Masrur dan khotib Wahyudhiana  Dosen IAIN Salatiga juga diikuti Bupati Purbalingga Tasdi beserta keluarga, Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi beserta keluarga juga diikuti pimpinan Forkopimda Kabupaten Purbalingga dan pimpinan SKPD.

Dalam ceramahnya khotib Wahyudhiana mengajak umat muslim dalam merayakan Idul Adha Tahun 1437 Hijriyah/2016 untuk dijadikan momentum starting point, titik masuk dan awal dari kesadaran penuh bagi semua untuk meneladani  semangat berkurban Nabi Ibrahim AS. Disamping itu, Wahyudhiana mengajak untuk melakukan audit spiritual agar menjadi manusia yang beruntung.

Selain itu, agar dalam hari raya Idul Adha 2016 diambil hikmah  dengan usaha meningkatkan keshalihan sosial yang bermuara pada peningkatan taqwa kepada Allah SWT dan melaksanakan aktifitas hidup yang lebih baik untuk kemaslahatan umat bangsa dan Negara dengan berbagai upaya.

“Upaya-upaya tersebut antara lain dengan meneladani perjuangan dan pengorbanan yang dilaksanakan Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS yang selanjutnya dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengutamakan kepentingan agama, bangsa dan Negara,”tutur Wahyudhiana.

Semangat berkorban, sambung Wahyudiana, hendaknya tidak hanya dilakukan pada hari raya Idul Adha saja, akan tetapi merupaka starting point, titik awal dan ditindaklanjuti pada hari-hari yang lain dengan bentuk yang berbeda, seperti zakat, infak dan shodakoh hendaknya dilakukan setiap waktu. Hal tersebut guna menyantuni fakir miskin dan para orang membutuhkan seperti musibah, korban bencana alam dan lainsebagainya.

“Upaya lainnya adalah dengan meningkatkan kepedulian social terhadap saudara-saudara kita yang lemah, anak-anak yatim sebagai bukti keterpanggilan hati nurani kita terhadap persoalan kemasyarakatan. Sehingga akan tercipta harmoni keshalehan vertikal dan harmoni keshalehan horizontal yaitu hablum minallah(hubungan antara Allah dengan hambanya) dan hablu minanas (hubungan manusia dengan manusia) serta menjauhi sifat kikir bakhil dan sejenisnya,”tuturnya.

Wahyudiana menambahkan, upaya lainnya adalah dengan semangat berkorban dan ketaatan nabi Ismail AS terhadap ayahnya Nabi Ibrahim yang berarti merupakan ketaqwaan kepada Allah dan berakhlakul kharimah. Hal tersebut merupakan contoh bagi remaja untuk diteladani agar menjadi generasi yang diridloi Allah SWT. Bagi umat Islam yang tengah melaksanakan ibadah haji dan umrah, semoga menjadi haji mabrur dan dapat menjaga kemabruran hajinya dengan meningkatkan  amal shaleh di tengah-tengah masyarakat untuk kemaslahatan umat, bangsa dan Negara pada umumnya serta berpartisipasi dalam pembangunan Kabupaten Purbalingga tercinta pada khususnya dibawah kepimpinan angkatan muda yang amanah, ujar Wahyudhiana. (Sukiman)