PURBALINGGA – Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang keluar sebagai juara I pada ajang Gelar Desa Wisata Purbalingga Tahun 2023. Event tersebut digelar bersamaan dengan Festival Gunung Slamet (FGS) ke-6 di Desa Wisata Serang Kecamatan Karangreja, Jum’at – Minggu (28-30/7).

Selakambang yang meraih nilai 2.390 mampu menyisihkan tujuh desa wisata lainnya. Sementara juara II diraih Desa Wisata Tanalum, Kecamatan Rembang (nilai 2.323), dan Juara III Desa wisata Panusupan, Kecamatan Rembang (2.181).

“Juara I dalam ajang ini, selanjutnya akan mengikuti gelar desa wisata tingkat Jawa Tengah yang akan berlangsung di Desa Wisata Pekunden, Kabupaten Banyumas,” kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Ir. Prayitno, M.Si, usai penganugerahan, Minggu (30/7).

Dijelaskan Prayitno, aspek penilaian pada gelar desa wisata ini mengacu pada penilaian yang dilakukan pada event yang sama tingkat Provinsi Jawa Tengah. Aspek penilaian meliputi profil desa wisata dan kelembagaan, paket wisata, atraksi seni dan budaya desa wisata, serta gelar produk dan stand pameran.

“Untuk aspek penilaian profil desa dan kelembagaan serta paket wisata, telah dilakukan satu bulan sebelumnya. Sedang aspek penilaian atraksi seni budaya, gelar produk dan stand pameran dilakukan pada Jum’at – Sabtu (28-29/7) bersamaan dengan pelaksanaan Festival Gunung Slamet,” jelasnya.

Ditambahkan Prayitno, jumlah desa wisata di Purbalingga yang sudah memiliki Surat Keputusan (SK) Bupati sebanyak 28 desa. Dari jumlah ini, sebanyak 10 desa mengikuti Gelar Desa Wisata Tahun 2023.

“Tahun ini, merupakan tahun pertama ajang Gelar Desa Wisata tingkat kabupaten, dan pada tahun 2024, semua desa wisata wajib untuk mengikuti Gelar Desa Wisata. Tahun 2024 kebetulan merupakan tahun keempat bagi sebagian besar desa wisata yang akan dievaluasi statusnya sebagai desa wisata. Jika masih memenuhi syarat dan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka SK-nya akan diperpanjang,” tambah Prayitno.

Prayitno melanjutkan, ajang gelar desa wisata sekaligus untuk evaluasi seberapa siap tidaknya sebuah desa untuk terus-menerus melayani wisatawan dan inovasi yang dilakukan dengan menelurkan paket wisata baru yang tidak monoton.

“Ajang gelar desa wisata ini sekaligus untuk ajang promosi bagi khalayak luas, apalagi kegiatannya dibarengkan dengan Festival Gunung Slamet yang dihadiri ribuan wisatawan,” lanjut Prayitno.

Secara terpisah, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Selakambang, Kusno mengatakan desa wisata yang dikelolanya dengan ikon utama merupakan wisata tematik budaya yakni Umah Wayang Kemukusan. Umah Wayang Kemukusan semula merupakan rumah biasa dengan gaya joglo kemudian disulap menjadi museum budaya khususnya aneka wayang.

“Paket wisata di Desa Wisata Selakambang antara lain paket wisata atraksi, paket wisata jalan situs budaya, paket wisata permainan anak dan paket bermain alat musik karawitan serta  wayang,” kata Kusno yang juga pegiat seni desa setempat.

Kusno menambahkan, di Desa Selakambang juga ada petilasan bernama Watu Gong yang dikaitkan dengan alat musik gong. Pengaitan ini bukan tanpa sebab, adanya petilasan tersebut disimpulkan bahwa masyarakat Desa Selakambang senang mendengarkan dan memainkan alat musik gamelan. “Hal ini juga tak terlepas dari banyaknya tokoh seniman karawitan dan pedalangan di desa ini,” pungkasnya. (*)