PURBALINGGA, DINKOMINFO – Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah nasib yang dialami keluarga Suwardi (51) warga di RT 1/IV Desa Pagerandong, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga. Anak pertamanya, Teni Agustina (18) pergi tanpa ada kabar beritanya. Teni sudah enam tahun bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia. Ketika Teni tidak diketahui kabarnya, kini rumah keluarga Suwardi juga terkena musibah. Rumahnya hancur akibat bencana tanah bergerak pekan lalu.

“Mungkin ini sudah menjadi nasib keluarga saya. Rumah saya rusak berat dan tidak mungkin saya tempati. Sementara anak saya Teni juga sudah enam tahun tak memberi kabar,” tutur Udami (49), istri Suwardi.

Keluarga Suwardi ternyata belum habis menjalani cobaan. Suwardi yang bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta, gajinya tak dibayarkan oleh sang mandor. Uang yang semestinya diterima Suwardi untuk dikirim ke desa, kandas dibawa kabur sang mandor. “Suami saya bilang, belum bisa pulang karena tidak punya uang. Untuk makan di Jakarta saja masih harus hutang. Upah bekerja yang mestinya diterima dibawa kabur temannya yang jadi mandor,” ungkap Udami, Senin (30/1).

Soal anaknya yang belum ada kabar berita, Udami menuturkan, satu bulan setelah kepergian dari rumah, Teni sempat mengirimkan kabar melalui telepon. Teni memberitahu jika sudah berada di Malaysia dan mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Teni berangkat ke Malaysia melalui perusahaan pengerah jasa tenaga kerja di Jakarta. “Setelah kabar itu, sampai sekarang anak saya belum juga memberitahukan. Sebagai ibu, saya khawatir. Bagaimana kondisinya, apakah sehat, atau sakit, dan dimana kerjanya. Saya kehilangan kontak dengan anak saya itu,” ujar Udami.

Menurut Udami, saat pergi ke Malaysia, Teni sudah memiliki satu orang anak yang ketika itu masih bayi. Anak itu Rita Nova Maulana. Suami Teni, sudah menceraikan Teni, mungkin karena tidak kuat berpisah dengan istri. Bekas suami Teni sekarang juga sudah tidak diketahui keberadaannya. Anak semata wayang Teni, dititipkan ke keluarga Suwardi. “Saat ini saya tinggal bersama tiga adik Teni, masing-masing Mike Wardani, Krisna Wardani, Yuliana Wardani dan anak Teni Rita Nova Maulana. “daya harus menghidupi keluarga dari sisa-sisa tabungan saat saya bekerja di Malaysia,” tutur Udami.

Udami pernah bekerja di Malaysia selama tujuh tahun. Ketika berada di Malaysia, Udami sering mengirimkan gaji untuk keluarga di Pagerandong. Udami juga membangun rumah yang lumayan baik yang dilengkapi dengan perabotan rumah tangga yang baik pula. Kamar mandinya dibuat bathup dan dilengkapi penghangat air. Perabotannya juga terlihat mewah. Keberhasilan Udami bekerja di Malaysia rupanya yang membuat anak pertamanya Teni ingin mengikuti jejak sang ibu.

Namun, nasib ternyata berkehendak lain. Teni pergi tanpa kabar, sementara rumah dan perabotan yang ada rusak akibat bencana tanah bergerak yang menimpanya. “Semua sudah rusak, saya tidak tahu bagaimana harus membangun rumah kembali. Yanmg saya pikirkan saat ini yang penting asal bisa melanjutkan hidup dan memberi makan anak-anak,” ujarnya lirih.

Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ yang mengunjungi rumah keluarga Udami menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang dideritanya. Wabup Tiwi mencoba membesarkan hati Udami yang mulai terlihat putus semangat akibat kejadian yang bertubi-tubi. Wabup juga meminta pihak Dinas Tenaga Kerja (Dinaker) untuk mencari tahu keberadaan Teni. Keberadaan Teni bisa mulai dilacak dari perusahaan yang mengirimkannya.

“Pemkab berusaha akan membantu warganya yang kesusahan akibat bencana tanah bergerak. Keluarga Udami dan beberapa tetangganya kami minta untuk mengusngsi di tempat yang aman, sembari mencari lahan untuk relokasi. Sedang untuk keberadaan Teni, saya memerintahkan Dinas Tenaga Kerja agar segera mencari tahu keberadaan Teni,” kata Wabup. (yit)