PURBALINGGA – Sedikitnya 300 peserta dari Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah mengikuti Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang digelar di Purbasari Pancuran Mas Kabupaten Purbalingga, Sabtu (17/5/2025). Kegiatan ini menjadi ajang edukasi sekaligus promosi pariwisata antar daerah dalam bingkai sinergi Pokdarwis se-Jawa Tengah.
Mengusung tema “Pokdarwis Ngopeni Pariwisata Edi Peni”, jambore ini menjadi wadah pertukaran gagasan serta memperkuat kapasitas Pokdarwis dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan. Berbagai kegiatan digelar, mulai dari Lomba Paparan dan Kesenian Pokdarwis Jawa Tengah Tahun 2025 hingga diskusi kreatif pariwisata berbasis masyarakat.
Plh. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Syurya Deta Syafrie, menyampaikan bahwa jambore ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kerja nyata Pokdarwis dalam menjaga, merawat, dan mempromosikan potensi wisata lokal.
Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas daerah dalam membangun sektor pariwisata yang unggul. Ia menyampaikan apresiasi atas kepercayaan menjadikan Purbalingga sebagai tuan rumah jambore Pokdarwis tingkat provinsi tahun ini.
“Semangat kebersamaan ini menjadi modal utama dalam membangun pariwisata yang tidak hanya berdampak ekonomi, tapi juga sosial dan budaya. Sinergi Pokdarwis antardaerah harus terus diperkuat,” ujarnya.
Bupati Fahmi juga menyoroti potensi pariwisata di Purbalingga, termasuk kawasan lingkar Gunung Slamet yang memerlukan perhatian. Ia menyampaikan harapan agar Purbalingga dan wilayah Banyumas Raya ke depan bisa menjadi one stop destination di Jawa Tengah.
Menurutnya, membangun pariwisata tidak cukup hanya dengan infrastruktur fisik atau promosi destinasi, tetapi juga dengan penguatan sumber daya manusia agar tercipta sistem pariwisata yang maju dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, menyebut jambore ini sebagai forum strategis memperkuat komunikasi antar Pokdarwis. “Semangat ngopeni lan nglakoni harus mendorong terwujudnya Jawa Tengah sebagai provinsi yang maju melalui pariwisata,” katanya.
Ia menegaskan, pada tahun 2027, sektor pariwisata akan menjadi fokus pembangunan ekonomi di Jawa Tengah. “Orang datang ke daerah karena tiga alasan: tourism, trade, dan investment. Dan semua itu berakar pada kekuatan pariwisata yang otentik dan terkelola dengan baik,” jelasnya.
Menurut Sujarwanto, pengembangan pariwisata harus berbasis cerita lokal (storytelling) yang mampu membangun daya tarik unik. Desa-desa wisata bisa menjadi poros pertumbuhan ekonomi jika dikemas dengan kreativitas dan nilai budaya.
Selain itu, Sekretaris Forum Komunikasi Pokdarwis Jawa Tengah, Daniel Bayu Anggara, berharap kegiatan ini mampu membangkitkan semangat baru para pegiat Pokdarwis. Ia mengajak seluruh anggota Pokdarwis untuk memiliki rasa handarbeni terhadap pariwisata lokal dan terus memperkuat kecintaan terhadap budaya daerah.
Melalui Jambore Pokdarwis ini diharapkan menjadi tonggak kolaborasi antar komunitas wisata, sekaligus wadah penguatan kapasitas kelembagaan Pokdarwis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal berbasis pariwisata yang berkelanjutan di Jawa Tengah. (GIN/Kominfo)