PURBALINGGA – Beberapa hari terakhir ini Spiderman tengah beraksi di sekitar jembatan Linggamas yang menghubungkan Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga dengan Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Banyumas.  Spiderman ini tentu saja bukan sungguhan seperti yang diperankan Peter Parker dari Manhattann. Spiderman di sekitar jembatan Linggamas juga bukan untuk menyelamatkan warga dari serangan sang musuh Sandman, Green Goblin atau Venom.

            “Kami sengaja menyuguhkan sosok Spiderman sebagai daya pikat wisatawan yang berkunjung di Desa wisata Kedungbenda,” kata pegiat desa wisata Kedungbenda, Adri, Senin (4/7).

            Menurut Adri, tokoh Spiderman banyak diminati wisatawan khususnya anak-anak, sehingga secara tidak langsung banyak wisatawan yang datang ke Kedungbenda, selain untuk menikmati wisata susur sungai Klawing, juga berfoto selfi dengan Spiderman. “Spiderman ini akan ikut menyambut wisatawan hingga libur lebaran pekan ini,” ujar Adri.

            Dikatakan Adri, wisata susur sungai Klawing mulai diminati wisatawan seiring dengan pembenahan wisata Linggamas yang dilakukan Kelompok Sadar Wisata (Pojdarwis) pesona Linggamas, Pemdes Kedungbenda dan Dinas Kebudayaan Pariwisata pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga.

“Ada banyak destinasi di Desa Wisata kedungbenda, mulai dari peninggalan benda bersejarah Lingga Yoni, wisata budaya, perahu wisata, susur kampung nelayan hingga Congot. Yang mulai diminati pengunjung, wisata susur sungai menggunakan perahu dan wisata Congot, tempat pertemuan arus Sungai Klawing dan Sungai Serayu,” ujar Adri yang juga ketua Pokdarwis ‘Pesona Linggamas’.

Fasilitator Desa Wisata Kedungbenda Sri Rahayu Setiorini, SE, M.Par menambahkan, untuk menikmati wisata susur sungai wisatawan bisa menggunakan perahu bermesin. Cukup hanya dengan membayar Rp 5.000 per orang, wisatawan diajak menuju kampung nelayan menggunakan perahu itu pulang pergi. Perjalanan ditempuh sekitar 15 menit. Sebelum menuju kampung nelayan, wisatawan bisa membeli pepaya dengan cara memetik sendiri di kebun, harganyapun lebih murah dari harga di pasar atau supermarket. “Di tepi sungai Klawing ini, para nelayan juga menyiapkan ikan Senggaringan yang dijual murah, satu paket Rp 10 ribu yang berisi satu ekor ikan dan satu ketupat Landan,” ujar Sri Rahayu.

Wisatawan yang ingin menyusuri sepanjang sungai Klawing melewati jalan darat, juga disiapkan. Sepanjang jalan setapak di tepi sungai itu disiapkan beberapa gasebo untuk sekedar beristirahat, atau untuk duduk santai memandang megahnya jembatan Linggamas degan latar belakang Gunung Slamet. “Perjalanan darat ini sekitar 1 kilometer, menuju areal perkebunan pepaya dan kampung nelayan,” ujarnya.

Wisatawan lain yang ingin menikmati pertemuan arus sungai Serayu dan sungai Klawing atau dikenal dengan Congot, bisa juga memanfaatkan jasa perahu atau melewati jalan darat. “Kami bersama pengelola desa wisata Kedungbenda, siap menerima kunjungan wisatawan pada libur lebaran ini,” uja Rini.

Secara terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, sejumlah desa wisata siap menerima wisatawan pada libur lebaran ini. Selain wisata susur sungai di Kedungbenda, beberapa desa wisata lain yang siap dikunjungi yakni Desa Panusupan, Kecamatan Rembang yang menyuguhkan sedikitnya enam destinasi termasuk wisata jembatan cinta, kemudian Desa Tanalum Rembang dengan berbagai curugnya yang segar. Ada juga desa Bantarbarang Rembang, wisatawan yang mengunjungi Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman sekaligus berkunjung ke jembatan pelangi yang berjarak hanya sekitar 1,5 kilometer.

“Destinasi desa wisata lainnya yang tak kalah menarik yakni agrowisata Lembah Asri Serang, outbond dan petualangan alam di desa Siwarak Karangreja, dan foto underwater di Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari,” kata Prayitno. (y)