PURBALINGGA – Pendidikan tinggi bagi sebagian besar masyarakat masih dipandang sebagai kebutuhan yang berbiaya besar bahkan dirasakan berat apabila putra-putrinya menempuh pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Dasar pemikiran itulah yang memicu semangat Gerakan Mahasiswa Purbalingga (Gemalingga) mengadakan Purbalingga Campus Fair 2016 (PCF 2016) di GOR Mahesa Jenar Purbalingga. Gelaran yang dijadwalkan dua hari yakni tanggal 30 sampai 31 Januari 2016 diikuti 25 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dari berbagai jurusan pendidikan.

Menurut Ketua Gemalingga Awang Adin Nugroho, PCF 2016 ini bukan hanya ajang untuk pamer almamater tetapi bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai adanya beasiswa pendidikan sehingga dapat lebih memotivasi generasi muda Purbalingga untuk menempuh pendidikan tinggi. Harapannya kepada Pemerintah untuk lebih memprioritaskan pendidikan dan meningkatkan anggaran pendidikan baik pembangunan fisik maupun pembangunan pendidikan manusianya sehingga lebih mencerdaskan masyarakatnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bakorwil III Jawa Tengah Madiyono yang sekaligus membuka kegiatan PCF 2016 ditandai dengan pemukulan gong pada Sabtu siang (30/12). Dikatakan Madiyono bahwa pendidikan tinggi adalah jalan membangun peradaban menuju masyarakat yang lebih mumpuni dan berdaya saing sehingga tidak tertinggal dari bangsa lain. Madiyono berpesan kepada mahasiswa walaupun telah berpendidikan tinggi tidaklah melupakan nilai luhur bangsa yaitu jiwa gotong royong, saling tolong menolong dan saling menghargai.

Menanggapi kegiatan PCF 2016 Kepala Dinbudparpora Subeno mengatakan pemerintah dalam hal ini Dinbudparpora mengapresiasi dan sangat mensupport jalannya kegiatan yang telah memasuki tahun ke 4 (empat). “Kami fasilitasi kegiatan-kegiatan yang bagus seperti ini, kami beri tempat juga dana untuk kegiatan ini bahkan kami telah anggarkan di APBD” kata Subeno.

Subeno berharap bahwa kegiatan PCF 2016 ini lebih meningkatkan angka partisipasi masyarakat terutama usia 16 sampai 30 tahun atau usia pemuda untuk termotivasi menempuh perguruan tinggi sehingga ikut membangun purbalingga pada sumber daya manusia yang lebih baik. Sementara itu Pengawas Pendidikan Heriyanto menyoroti kurangnya informasi beasiswa pendidikan yang pro rakyat. Heriyanto berharap informasi pendidikan harusnya diberikan sampai ketingkat pemerintahan desa bahkan RT sehingga pendidikan tinggi bukanlah momok yang begitu memberatkan masyarakat untuk menempuhnya. #taufiq.h