PURBALINGGA – Kemudahan aksesabilitas sarana transportasi yang tengah digenjot oleh Pemkab Purbalingga diyakini akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Purbalingga.  Kemudahan akses itu dengan mulai dibangunnya bandara komersial jenderal Besar Soedirman yang dijadwalkan akhir tahun 2019 sudah beroperasi.  Pemkab melalui Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata terus menggarap berbagai daya tarik wisata untuk memaju jumlah kunjungan wisatawan.

“Dengan semakin banyaknya kunjungan wisatawan, tentu akan menggerakkan sektor-sektor lain. Pariwisata akan mendukung tumbuhnya  perhotelan, rumah makan, dan sektor informal, perdagangan dan industri kerajinan, pertanian dalam arti luas, transportasi dan angkutan, dan sektor lainnya,” kata Kepala Bidang Pariwisata Dinporapar Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si saat memberikan materi ‘Collaborate Governance Pengembangan Sektor Pariwisata Purbalingga’ kepada mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara Unsoed di aula Dinporapar Purbalingga, Rabu (9/5).

Dikatakan Prayitno, pariwisata telah mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian, yang ditunjukkan dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pembangunan pariwisata juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi daerah sebagai instrumen peningkatan pendapatan daerah. Prospek pariwisata strategis, pengembangannya harus digarap secara serius, terarah, dan profesional.

“Kontribusi sektor pariwisata pada Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2017 sebesar Rp 2.958.136,12  dari total PDRB Rp 14.796.924,63 atau sebesar 19,99 persen. Sumbangan kontribusi PDRB sektor pariwisata memang masih dibawah sektor pertanian yang mencapai 26,94 persen dan sektor industri sebesar 25,79 persen, namun kami yakin, sumbangan sktor pariwisata terhadap PDRB akan terus meningkat dan diwaktu mendatang akan mampu mengalahkan sektor pertanian,” kata Prayitno.

Prayitno mengatakan, kebijakan Pemkab Purbalingga dalam menggerakkan sktor pariwisata sudah dituangkan dalam misi pembangunan Purbalingga 2016 – 2021. Hal ini juga sudah selaras dengan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kabupaten Purbalingga (Ripparkab) 2015 – 2025 yang dituangkan dalam Perda 11 tahun 2015.  Disisi lain, Pemkab Purbalingga, mulai menangkap peluang dengan dampak kebijakan pariwisata di pemerintah pusat dan Provinsi Jateng.

“Pemerintah pusat telah menempatkan pariwisata sebagai program prioritas, selain infrastruktur, pangan, energi dan maritim. Kebijakan lain juga menciptakan ’10 Bali Baru, dan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) bagi 169 negara. Target kunjungan wisatawan Manca pada 2019 ditarget 20 juta, dan wisatawan nusantara pada 2019 sebanyak 275 juta wisatawan,” jelas Prayitno.

Sementara kebijakan Pemprov Jateng, lanjut Prayitno, fokus di enam Destinasi Pariwisata Provinsi/DPP (Destinasi Purbalingga masuk di Destinasi Nusakambangan – Baturaden dan sekitarnya) yang ditetapkan pada Perda Provinsi  Jateng 10 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi Jateng.Kebijakan lain yakni pengembangan aksesabilitas untuk mendukung pariwisata seperti pengembangan transportasi  massal di  Kedungsepur, Subosukawonosraten dan Perkotaan Purwokerto, reaktivasi rel  Semarang-Ambarawa dan Pengembangan Sarpras ASDP, Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas dan Tanjung  Intan, Pengembangan Bandara Ahmad Yani; Adi Soemarmo; Dewandaru; Tunggulwulung dan Wirasaba (Bandara Jenderal Soedirman).  Jateng juga mentargetkan kunjungan Wisnus 37  Juta dan Wisman sebanyak 2 juta pada tahun 2019.

“Peluang pemerintah pusat dan Provinsi Jateng tersebut ditangkap oleh pemkab Purbalingga dengan membangun tiga daya pikat baru Gokuse (Golaga Serang Kutbawa) atau Sekugo (Serang Kutabawa Golaga),” kata Prayitno. (y)