DSC 01891PURBALINGGA , Untuk mengurangi  overload (kepadatan) pasien  rawat inap,  Rumah Sakit dr Goeteng Taronedibrata Purbalingga akan menambah jumlah tempat tidur/bed dan bangsal. Pasalnya, RS sering kebanjiran pasien serta kehabisan tempat tidur.

“Saat ini jumlah bed sudah tidak lagi mencukupi untuk menampung membludagnya pasien, sehingga kami akan menambahnya,”terang Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dokter Jusi Febrianto saat mendampingi Bupati Purbalingga melepas acara Jalan Sehat HUT ke 29 RSUD dr Goeteng Taroenadibrata di halaman parkir, Minggu (24/5).

Jusi mengatakan, saat ini jumlah keseluruhan tempat tidur pasien di RSU tersebut 213 buah. Jumlah tersebut masih belum  mencukupi, ketika banyak pasien  rawat inap, sehingga untuk mengurangi antrean pasien yang rawat inap pihaknya akan menambah 61 bed lagi.

“Dari 213 bed yang ada, hal itu masih belum mencukupi kebutuhan. Terkadang ketika sedang terjadi peningkatan pasien, selain  harus antre, bahkan ada yang tidak kebagian bed. Sehingga kami akan menambah 61 bed lagi. Selain itu, juga akan membangun dua bangsal lagi. Hal itu selain untuk meningkatkan layanan terhadap pasien, juga sebagai antisipasi  overload pasien di saat tertentu,”tuturnya.

Tingkat kunjungan pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap terangnya,  tahun 2014 jumlahnya 16.921 orang. Sedangkan kunjungan pasien rawat jalan 116.855 orang.

“Dari jumlah kesulurahan pasien yang berobat, mereka menggunakan fasilitas pengobatan umum, Jamkesda dan  Jamkesda Miskin serta BPJS PBI dan non PBI dan lainsebagainya,”terangnya.

Jusi menambahkan RS kelas C dengan  luas bangunannya  22.300 meter persegi  serta mempunyai visi terwujudnya RSUD dr R Goteng Taroenadibrata sebagai pelayanan kesehatan rujukan yang mandiri dan bermutu tinggi pada tahun 2015 masih terkendala kurangnya dokter spesialis serta sarana prasarana kesehatan

“Masih adanya sebagian gedung pelayanan kesehatan yang tidak representatif, kurangnya sarpras, dan dokter spesialis serta upaya peningkatan dari kelas c menjadi kelas B pendidikan, menjadi kendala kami,”katanya.

Sedangkan upaya pemecahan masalah tersebut tandas Jusi, adalah  menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi meminta lulusan dokter spesialis. Selain itu, untuk kebutuhan sarpras, pihaknya mengajukan proposal ke Kemenkes, Pemprov Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan sarpras melalui dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

“Selain itu, juga mengalokasikan anggaran BLUD untuk renovasi gedung pelayanan. Dan secara bertahap melengkapi sarpras serta kebutuhan SDM sesuai dengan kriteria RS type B,”tandasnya.

Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto meminta, dengan capaian beberapa prestasi seperti sebagai rumah sakit dengan PKBRS , serta capaian tertinggi pelayanan KB paska persalinan dan keguguran juga prestasi lainya agar pelayanan RS kepada masyarakat ditingkatkan.

 “Saya minta karyawan harus bekerja, berbakti serta meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat Purbalingga. Bekerjalah dan  saling menghargai sesama karyawan,”pintanya.

Selain itu pinta tandasnya, masyarakat juga harus dilayani dengan baik. Jangan sampai ada keluhan masyarakat yang mengeluhkan pelayanan RS melalui SMS.

“Karena di media masa, SMS terkait pelayanan  di RS masih saja ada, akan tetapi, setelah saya cek kebenaran SMS tersebut ke lapangan, ternyata tidak benar. Untuk itu, teruslah bekerja dan layani masyarakat dengan baik, “pintanya. (Sukiman)