PURBALINGGA – Pemerintah Desa Banjarkerta, Kecamatan Karanganyar telah rutin mengagendakan gelaran Kirab Budaya di tingkat desa guna memperingati Tahun Baru Islam di bulan Muharam. Oleh karenannya Pemerintah Desa bersama unsur terkait menyepakati akan dibuatkan Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur selengkapnya terkait event ini.

Kepala Desa Banjarkerta Sukno SPd menyampaikan dengan dibuatkan Perdes, selain untuk payung legalitas juga sebagai bagian dari upaya untuk menguri-uri budaya dan menyemarakkan suasana desa. “Nanti perlu kita buatkan Perdes, terkait kirab budaya ini. Rencanannya nanti kirab diselenggarakan setiap dua tahun sekali berselang-seling dengan kegiatan pengajian,” tutur Sukno saat menyampaikan sambutan pada acara Kirab Budaya Desa Banjarkerta, Minggu (15/9) di halaman Balai Desa.

Sukno menyampaikan terimakasih kepada seluruhnya yang terlibat pada acara kirab ini, atas kreasi, sumbangsih, tenaga, pikiran maupun perasaan. Sehingga acara ini dapat terselenggara meskipun di tengah keterbatasan yang ada.

“Hal ini menunjukkan bahwa dengan rasa kebersamaan yang menyatu, maka tidak ada hal yang sulit untuk mencapai tujuan,” katanya.

Rangkaian Kirab ini diisi dengan pementasan aneka kesenian lokal, mulai dari tek-tek, seni tari dari pelajar, macapat dan kesenian yang lain, istighotsah, serta kirab gunungan dan hasil bumi yang diarak keliling desa serta festival nasi tumpeng. Pada malam harinya juga dipentaskan pagelaran wang kulit semalam suntuk dari Ki Dalang Sikin Hadi Warsono.

Sementara itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM atas nama pemerintah, Ia sambut baik rangkaian kegiatan kirab budaya atau ruwat bumi ini. Menurutnya ruwat bumi merupakan tradisi lokal masyarakat Jawa yang dipelihara turun temurun.

“Melaksanakan kegiatan ini sama saja dengan nguri-uri budaya. Mari kita manfaatkan momentum tahun baru Islam ini untuk bersyukur. Karena selama ini Desa Banjarkerta diberikan nikmat luar biasa, hasil bumi melimpah, dan udara yang segar,” katanya.

Bupati Tiwi berpesan agar masyarakat senantiasa selalu kompak pada setiap program kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Perihal kebudayaan juga diminta untuk tidak diremehkan, sebab dalam Pembangunan Kemanusiaan dan Kebudayaan Indonesia perlu menerapkan Trisakti Bung Karno.

“Diantaranya Berdaulat dalam politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian dalam kebudayaan. Sedangkan pelaksanaan ruwat bumi ini adalah salah satu contoh bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya,” tuturnya.(Gn/Humas)