PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyambut kedatangan Tim Verifikasi Lapangan Lomba Perpustakaan Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 di OR Graha Adiguna Kompleks Pendopo Dipokusumo, Selasa (14/5). Pada kesempatan itu, Bupati Tiwi menyampaikan angka literasi di tingkat nasional Indonesia dibanding Negara lain agak tertinggal. Pemkab berkomitmen agar angka literasi di Purbalingga bisa ditingkatkan. Program melalui Dinarspus dalam meningkatkan minat baca meningkatkan literasi.

“Pertama, mendorong desa -desa agar menggunakan Dana Desa agar merintis Perpustakaan desa, dari 224 desa 76 diantaranya sudah membentuk perpustakaan desa , tahun ini ada 75 desa lagi yang sedang didampingi Dinarspus untuk membentuk. Saya terimakasih bahwa ternyata banyak Kepala Desa (Kades) yang aware pentingnya perpustakaan untuk menarik minat baca warganya,” katanya.

Ia menambahkan, tidak hanya desa, Sekretariat daerah (Setda) pun juga telah menyediakan pojok baca di ruang tunggu tamu bupati, baik buku fisik maupun literasi digital. Program kedua, yakni Dinarspus menyediakan perpustakan keliling berupa 2 mobil 1 motor. Mereka rutin kunjungan ke desa desa merah/angka kemiskinan tinggi. Dinarspus juga rutin berikan bantuan buku kepada perpustakaan yang ada di Purbalingga.

“Dari Dindikbud juga telah mendorong guru-guru menciptakan minimal 1 buku, yang kemudian nanti disumbangkan ke perpustakaan-perpustakan di Purbalingga,” katanya.

Sementara itu Ketua Tim Verifikasi Lapangan Lomba Perpustakaan Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 Drs Bagus Suryanto mengatakan, penilaian lomba ini meliputi 3 tim. Diantaranya Tim Penilai Perpustakaan Umum Daerah, Tim Penilai Perpustakaan Desa dan Tim Penilai Perpustakaan SLTA.

“Ketiga kategori itu Purbalingga sudah masuk 10 besar di Jawa Tengah, mampu bersaing diantara ribuan perpustakaan yang ada. Ini artinya sungguh capaian yang luar biasa bagaimana ketersediaan layanan perpustakaan yang ditunjang teknologi informasi,” katanya.

Menurutnya, perpustakaan saat ini sudah bertransformasi tidak sekedar penyediaan/peminjaman buku tapi lebih dari itu, tapi sebagai fasilitator kebutuhan masyarakat melalui kemudahan akses informasi, sehingga masyarakat akan mendorong dirinya untuk hidup lebih baik melalui informasi yang diterimanya.

Melalui penilaian ini, pihaknya akan bertekad semaksimal mungkin melihat apa yang di lapangan. Memverifikasi apakah ada kecocokan dengan data yang disampaikan kepada tim. “Artinya dokumen penyelenggaraan perpustakaan untuk kami verifikasi, kami bersifat independen, objektif kalau memang kondisi riilnya baik akan kami katakan baik,” katanya.(Gn/Humas)