PURBALINGGA – Rencana para pegiat wisata minat khusus pendakian gunung yang tergabung dalam ‘Trans Adventure’ untuk mengikuti pendakian bersama dan bersih gunung Slamet pada bulan Desember mendatang, ternyata cukup tinggi. Para peserta dari berbagai kota besar di Jabar, Jateng, Jatim, Yogyakarta serta Jakarta, sudah menyatakan untuk ikut bergabung. Kegiatan pendakian bersama dan bersih gunung bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga. Kegiatan tersebut untuk merayakan Hari Jadi Purbalingga ke – 185.

            Ketua Panitia Firman Winata mengatakan, pihaknya semula mentargetkan ada 500 pendaki yang akan mengikuti kegiatan tersebut. Namun, setelah memperhatikan berbagai pertimbangan teknis di lapangan, maka panitia hanya membatasi peserta 250 orang saja. “Kami khawatir, jika pesertanya banyak dan bersamaan, maka jalur pendakian akan penuh sesak, makanya kami membatasi jumlah pesertanya,” kata Firman disela-sela audiensi dengan Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si dan Kabid Pariwisata Ir Prayitno, M.Si, Rabu (11/11).

            Diakui Firman, semenjak rencana kegiatan ini dipublikasikan melalui berbagai media  cetak, media sosial dan komunitas pendaki gunung, animo para pendaki luar biasa banyaknya. Mereka ingin melakukan pendakian secara bersama-sama dan sekaligus untuk mengisi liburan akhir tahun. “Ini event pertama, dan ternyata luar biasa. Selain itu, Gunung Slamet sudah lama ditutup untuk pendakian, jadi banyak peserta yang rindu untuk mendaki Gunung Slamet,” katanya.

            Dibagian lain, Firman mengatakan, wisata minat khusus berupa pendakian ke Gunung Slamet melalui jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga belakangan menjadi kegiatan yang banyak diminati. Pelaku pendakian tidak hanya berasal dari kalangan penggiat alam saja, tetapi kalangan masyarakat luas dari berbagai usia dan kota di Indonesia. Wisata pendakian memberikan tantangan tersendiri dan menjanjikan kepuasan batin bagi pelaku karena bisa berinteraksi dengan alam dan menganggumi betapa besar ciptaan Tuhan.

            “Namun, tidak bisa dipungkiri efek dari kegiatan pendakian adanya sampah yang ditinggalkan di sepanjang jalur pendakian. Berlatar belakang ini maka kami bersama Dinbudparpora akan menggelar kegiatan pendakian bersama danbersih Gunung Slamet,” kata Firman.

            Dikatakan Firman, kegiatan ini bertujuan untuk menggugah kembali semangat masyarakat dan memberikan bentuk contoh nyata untuk menjaga kelestarian alam. Selain itu juga sebagai wadah menyalurkan hobi masyarakat penggemar aktifitas pendakian gunung. “Kegiatan ini kami gelar juga untuk memperingati hari jadi Purbalingga ke 185 pada bulan Desember 2015 mendatang dan sekaligus sebagai ajang silahturahmi antar pegiat aktifitas alam bebas, sehingga diharapkan muncul ikatan emosional yang positif untuk mewujudkan kesadaran menjaga kelestarian alam,” kata Firman.

            Dijelaskan Firman, kegiatan akan didahului dengan membawa bendera merah putih dan bendera lambang Kabupaten Purbalingga yang akan dibentangkan di puncakSlamet pada 18 Desember 2015 bertepatan dengan hari jadi Purbalingga. Kegiatan pembentangan bendera ini akan dilakukan oleh panitia. Kemudian, kegiatan yang melibatkan peserta  akan dilakukan pada 24 Desember 2015 – 2 Januari 2016. Seluruh pendaki yang menuju puncak akan dibekali kantong sampah.

“Kegiatan di puncak lebih fokus pada pendakian bersama dan bersih-bersih sampah di sepanjang jalur pendakian. Sedang kegiatan di pos Bambangan yang dipusatkan di kompleks basecamp pondok pemuda, akan digelar pemutaran film ‘Everest dan hiburan musik rakyat,” kata Firman.

Firman menambahkan, kontribusi peserta dalam kegiatan ini sebesar Rp 100 ribu per orang, yang akan diwujudkan dalam bentuk kaos dan slayer seharga Rp 75 ribu, kantong plastik sampah, dan sudah termasuk biasa retribusi pendakian,” tambah Firman.

Sementara itu Kepala Dinbudparpora, Drs Subeno, SE, M.Si menyatakan sangat menyambut baik upaya dari pegiat wisata minat khusus untuk menggelar kegiatan pendakian dan sekaligus bersih gunung. Subeno mengakui, sejak Gunung Slamet dinyatakan normal dan boleh untuk pendakian pada 8 September 2014, animo para pendaki sangat tinggi. Hingga tanggal 10 nopember 2015, sudah tercatat ada 4.750 pendaki. Sementara dari sisi retribusi, target pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipastikan terpenuhi, bahkan melebihi target yang ditetapkan Rp 14 juta. (y)