PURBALINGGA_Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE B Econ MM atau biasa di sapa Tiwi mengajak para kader kesehatan khususnya keluarga Ikatan Bidan Indomnesi (IBI) Kabupaten Purbalingga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Purbalingga. Hal ini dikatakan Tiwi saat membuka Seminar Nasional Kesehatan di Pendopo Dipokusumo, Minggu (19/01).

Seminar yang diikuti 700 bidan se-Kabupaten Purbalingga menghadirkan tiga pembicara masing-masing dr. Agus Mei Arso Sp.OG., dengan materi “Strees dan Kehamilan”, dr. Agus Fitrianto, Sp.A. “Membangun Sinergitas Publik  Menuju Purbalingga Layak Anak dan pembicara tingkat Nasional dr Boyke Dian Nugraha dengan materi “Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita”.

Bidan merupakan ujung tombak bidang kesehatan. Karena bidanlah yang mempunyai keterikatan dan hubungan emosional paling dekat dengan masyarakat di wilayah kerjanya. Oleh karenanya, sebagai ujung tombak, bidang diharapkan mampu menggerakan masyarakat untuk menyadari tentang kesehatan diri, utamanya kesehatan reproduksi. “Saya minta para bidan dan kader kesehatan Kabupaten Purbalingga untuk mensosialisasikan kepada masyarakat Purbalingga akan pentingnya pemeriksaan reproduksi wanita (papsmear) dan tes IFA agar terhindar dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi wanita

Tiwi juga menjelaskan bahwa program besar Presiden Ir.Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H Ma’ruf Amin adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Dalam meningkatkan SDM dapat dicapai melalui berbagai hal seperti pendidikan, faktor ekonomi dan faktor kesehatan. Sektor kesehatan merupakan sektor penting dalam pembangunan nasional maupun daerah karena dengan sektoer kesehatan akan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ada di desa hingga lingkup kabupaten. “Saya nderek nitip. Bangsa kita saat ini masih banyak permasalahan salah satunya permasalahan kesehatan khususnya di Kabupaten Purbalingga mengenai Angka Kematian  Ibu dan Bayi (AKI AKB) yang alhamdulillah dari tahun ke tahun, keluarga besar Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Purbalingga terus berusaha menekan angka kematian ibu dan bayi yang ada di Purbalingga”, katanya.

Tiwi berharap untuk dalam waktu tahun-tahun mendatang permasalahan AKI AKB yang ada di Purbalingga dapat diatasi termasuk permasalahan stunting, sehingga akan terwujud generasi-generasi muda yang sehat.

Sementara dr Boyke dalam paparannya menuturkan, permasalah angka kematian bayi dan ibu merupakan salah satu tolok ukur dalam menilai tingkat kesehatan sebuah kabupaten/kota. Untuk mengajak masyarakat memperhatikan masalah kesehatan reproduksi, harus dimulai dari bidannya terlebih dahulu. Pasalnya bidan merupakan ujung tombak dalam pemasyarakat kesehatan masyarakat terutama ibu-ibu.

“Kanker mulut rahim menjadi pembunuh nomor satu wanita di Indonesia. Setiap 15 menit di Indonesia ada satu kasus baru penyakit kanker rahim, Bahkan setiap setengah jam seorang wanita mati karena kanker mulut rahim. Saya ajak bidan untuk sadar akan bahaya yang mengancam SDM wanita Indonesia berupa penyakit kanker mulut rahim,” kata Boyke.

Bidan sebagai ujung tombak, harus mengerti dan juga ketika merujuk pasien dalam kondisi keadaan baik, sehingga angka kematian bayi dan kematian ibu di Purbalingga dapat diturunkan. (u_hunpro)