PURBALINGGA – Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga menyerahkan sebanyak 101 Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) kepada 59 kelompok tani di Purbalingga, Selasa (16/11) di UPTD Perbenihan Dinpertan Purbalingga di Mewek. Bupati Tiwi berpesan agar Alsintan yang diberikan dapat dipergunakan dengan baik.

“Karena bantuan ini memperjuangkannya sulit, saya titip untuk bagaimana alat alat ini digunakan sebaik baiknya, aja ngasi mangkrak. Saya  titip dijaga betul-betul aja nganti mubah, dan saya berharap bantuan-bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Purbalingga,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM.

Seperti yang diketahui, alsintan tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang juga perjuangan aspirasi dari Anggota DPR RI. Adapun alsintan yang diberikan diantaranya berupa cultivator, power thresher, pompa air, traktor roda 2, automatic hand sprayer, com sheller, dan traktor roda 4.

Kepala Dinas Pertanian, Mukodam SPt menyampaikan alsintan yang diberikan kali ini sejumlah 101 unit dengan nilai sekitar 2 miliar rupiah. Ia menjelaskan, kondisi riil saat ini dihadapkan bahwa jumlah penduduk bertambah tapi lahan pertanian semakin berkurang. Maka upaya riil yang bisa dilakukan pemerintah adalah bagaimana dengan lahan yang sedikit produktivitasnya bisa dipertahankan atau ditingkatkan.

“Mencari tandur sekarang susah, macul juga susah, terlalu lama dengan manual oleh karena itu dalam rangka meningkatkan efisiensi kecepatan dan mempersingkat waktu, maka mekanisasi ini menjadi keniscayaan yang harus kita lakukan. Semoga alsintan yang diserahkan ini memberi nilai tambah yang signifikan,” katanya.

Disamping Alsintan, Dinpertan Purbalingga juga menyerahkan bantuan kepada Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) untuk 9 lokasi. Masing-masing lokasi mendapatkan bantuan sebesar Rp 200 juta.

Pada pertemuan kali ini juga diserahkan bantuan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada 15 kelompok tani. Bantuan asuransi ini diberikan untuk untuk meminimalkan kerugian dari kejadian tak terduga yang mungkin terjadi dalam hal pertanian.

“Karena usaha pertanian harus bergelut dengan risiko, minimal potensi risiko. Ada bencana alam : banjir, tanah longsor, kekeringan, serangan hama yang kadang tidak bisa kita kendalikan. Oleh karena itu Pemkab Purbalingga antisipatif, ketika terjadi hal yang tidak kita inginkan, para petani sudah terbackup oleh asuransi dan ini gratis,” kata Mukodam.(Gn/Humas)