PURBALINGGA INFO- Promosi segala bidang menuntut sebuah inovasi yang nyata bagi pengembangan pariwisata di Purbalingga. Hal tersebut disampaikan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) saat acara paparan evaluasi tahun anggaran 2021 dan rencana 2022 untuk Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga, Selasa (15/2/2022) di ruang rapat Bupati.

Bupati mengatakan, promosi wisata saat ini mau tidak mau harus menyesuaikan dengan era digital karena telah terjadi perubahan perilaku masyarakat. Akan tetapi, Bupati memandang apa yang dilakukan pada sekarang ini masih belum optimal karena pengelolaan media sosial yang menjadi tumpuan selama ini belum membuahkan hasil yang signifikan.

“Media sosial yang ada seperti Ig, Facebook, Twitter belum membuahkan hasil yang signifikan sehingga harus menemukan formula lain,” katanya.

Dari hal tersebut, Bupati menginginkan sebuah aplikasi terpadu dan komprehensif yang merepresentasikan pariwisata di Purbalingga. Dalam aplikasi tersebut Bupati meminta agar menu dalam aplikasi sudah menyebutkan kategori apa saja yang ada di pariwisata Kabupaten Purbalingga.

“Kami minta Dinporapar bekerja sama dengan Dinkominfo untuk membangun aplikasi wisata Purbalingga. Dikelompokkan sekalian seperti wisata air, wisata alam dan lainnya,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati berpesan kepada Dinporapar agar tidak mudah membuat SK tentang Desa Wisata yang ada di Purbalingga. Hal tersebut disebabkan karena adanya atmosfer yang tidak sehat dalam pengembangan wisata di sebuah desa. Banyak desa yang hanya terbawa tren pengembangan wisata tanpa diimbangi dengan potensi yang baik sehingga hasilnya tidak optimal.

“Yang sudah diberi SK jangan dilos (biarkan) begitu saja. Lakukan pendampingan, contoh di Panusupan dulu viral jembatan cinta. Sekarang seperti tidak tahu rimbanya dan harusnya didampingi terus,” ujarnya.

Bupati juga menekankan semua OPD terutama Dinporapar untuk memiliki beban moral dalam rangka memakmurkan infrastruktur dalam hal ini Bandara Jenderal Besar Soedirman (BJBS). Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah inovasi di bidang wisata sehingga kunjungan wisatawan dengan opsi menggunakan pesawat meningkat.

“Kolaborasi dengan Kabupaten eks-karesidenan Banyumas karena kita tidak bisa berjalan sendiri,”. tandasnya.

Salah satu contoh kolaborasi dengan kabupaten lain adalah pelibatan paket wisata yang tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Kabupaten Purbalingga. Infrastruktur lain seperti stasiun yang berada di Kabupaten Banyumas tidak mungkin alpa dari perencanaan.

“Banyumas punya stasiun kita punya bandara makanya kita harus libatkan. Apalagi katanya akan ada wisata paket. Kita tidak boleh berjalan sendiri,” ujar Bupati.

Pengembangan SDM

Bupati juga melihat pengembangan wisata khususnya di Desa harus mempunyai SDM yang proporsional. Oleh karena itu, Bupati meminta kepada Dinporapar agar melakukan berbagai pelatihan sehingga wisata Purbalingga akan semakin maju.

“Latih SDM sehingga pariwisata di Purbalingga semakin maju,” katanya.

Kepala Dinporapar Purbalingga, Prayitno mengatakan pihaknya terus meningkatkan kompetensi SDM pelaku wisata Purbalingga. Pihaknya terus melakukan komunikasi dengan pihak yang terkait seperti Kemenparekraf. Hari ini Kemenparekraf melakukan pelatihan homestay di Desa Tanalum yang diikuti beberapa Pokdarwis yang ada di Purbalingga.

“Kami juga melakukan komunikasi dengan berbagai pihak. Hari ini juga Kemenparekraf sedang melakukan pelatihan homestay di Desa Tanalum,” pungkasnya. (LL/Kominfo).