PURBALINGGA  _ Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) bagi 17 kelompok tani (Klomtan) di Balai Benih Pertanian Mewek, Senin (27/1). Dalam penyerahan tersebut bupati yang akrab di panggil Tiwi berpesan kepada kelompok tani agar Alsintan yang diberikan tidak mangkrak. Pasalnya bantuan tersebut diserahkan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pertanian.

“Saya titip kepada para kadang tani agar alsintan ini “aja nganti” mangkrak, eman-eman. Karena apa, karena saat ini kita sudah masuk di dalam jaman globalisasi, semuanya serba modern. Oleh karena itu petanipun harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan. Apalagi saat ini orang membajak sawah tidak perlu pake sapi atau kerbau, sudah pakai traktor, traktore tinggal milih mau yang roda dua atau roda empat,” tegas Tiwi.

Banyak alsintan yang lainnya untuk mendukung dan memudahkan petani, baik alat cocok tanam, alat semprot pupuk maupun alat memanen dan paska panen. Saat ini sudah banyak dibuat alsintan yang sangat membantu sektor pertanian.

Para petani harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman, dan petani sudah diajarkan dan dianjurkan oleh pemerintah pusat agar petani bisa “go online” karena akan sangat menguntungkan, karena alur barang akan langsung ke tangan pembeli tanpa ada perantara. Perhatian pemerintah pusat terhadap sektor pertanian juga karena sektor pertanian memiliki nilai yang sangat strategis bagi sebuah negara.

“Pak Jokowi sudah sangat perhatian terhadap petani, bahkan fokus pada sektor pertanian, karena pertanian tidak main-main, yang namanya pertanian adalah pendukung ketahanan pangan, yang namanya ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional. Oleh karenanya saya titip nggih, semua program-program pertanian untuk didukung dengan baik, agar swasembada bisa berjalan, ketahanan  pangan berjalan, mudah-mudahan dengan hasil pertanian dari Purbalingga ikut berkontribusi terhadap swasembada pangan di Indonesia,” tutur Tiwi.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Mukodam SPt mengatakan, sebagian penduduk Kabupaten Purbalingga adalah petani dan secara riil Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) diangka 27-28% didominasi sektor petanian. Dan petani di Purbalingga merupakan pahlawan ekonomi Purbalingga. Bahkan pertanian juga merupakan kegiatan usaha yang tidak hanya strategis tetapi juga memiliki nilai sosial ibadah yang sangat besar.

“Kalau penduduk Indonesia sebanyak 167 juta jiwa, semuanya butuh pangan. Lah, pangan itulah yang penjenengan semua para kadang tani yang menyediakan. Artinya tanpa kadang tani, mungkin masyarakat Indonesia, masyarakat Purbalingga menjadi tidak berdaya. Itulah strategisnya sektor pertanian di kehidupan kita,” tutur Mukodam.

Pemerintah dari tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten sudah memberikan perhatian besar kepada sektor pertanian. Oleh karenanya, para petani harus menyambut dengan semangat bantuan dan perhatian yang diberikan pemerintah dengan memaksimalkan pengolah lahan dan produksi. “Saat ini fasilitasi dari pemerintah sudah luar biasa. Tahun 2019 kita dilanda kemarau, namun ternyata produksi beras kita mampu surplus sebanyak 25 000 ton. Produksinya memang menurun karena kemarau panjang tersebut, walau padi menurun, tetapi jagung, kedelai sampai pada ubi jalar kita naiknya sangat signifikan. Ini menandakan lahan kita produktif dan semangat petani tidak diragukan lagi,” kata Mukodam.

Tahun 2019 jenis peralatan yang diberikan kepada petani terdiri dari Alsintan pra panen dan paska panen. Untuk alsintan pra panen terdiri traktor roda empat sejumlah 4 unit, traktor roda dua 40 unit, pompa air 10 unit, implemen traktor roda empat 4 unit, cultivator 10 unit, automatic handsprayer 20 unit.

Sedangkan alsintan paska panen terdiri dari combin harvester sebanyak 1 unit, mini combin 1 unit, chomseller atau pemipil jagung 4 unit, power traser 15 unit, multiguna power traser 15 unit dan power traser mobile 5 unit. serta Chomseller mobile sebanyak 2 unit.

“Saat ini kita akan membagikan 89 unit alat mesin pertanian, kalau dihitung nilai rupiahnya sudah pasti miliaran rupiah. Itu semua bentuk perhatian pemerintah dari presiden, gubernur, menteri, sampai pada bupati,” ungkap Mukodam. (u_humpro)