Bandar Lampung – Tri Bowo Pangestika, petani asal Desa Karangpucung, Kecamatan Kertanegara meraih Juara Harapan pada Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional. Bowo yang meraih juara 1 Lomba TTG Tingkat Provinsi, mewakili Jawa Tengah di Tingkat Nasional pada Kategori Inovasi Teknologi Tepat Guna.
Selain Bowo, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi juga menerima penghargaan sebagai Pembina Pengembangan Teknologi Tepat Guna Desa. Bupati Tiwi mendapatkan apresiasi atas kontribusi dan kerja kerasnya dalam pembinaan teknologi tepat guna di pedesaan.
“Alhamdulilah Mas Bowo dan Bupati Purbalingga meraih penghargaan dari Kemendes PDTT. Semoga ini menjadi pemicu pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna di desa-desa,” ujar Kepala Dinpermasdes Purbalingga Ato Susanto yang mewakili Bupati Tiwi menerima penghargaan pada Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara (GTTGN) XXIV Tahun 2023, di Bandar Lampung, Rabu, (07/06/2023).
Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar. GTTGN adalah ajang untuk memberikan apresiasi pada pengembangan teknologi tepat guna di pedesaan.
“Semoga Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara bisa menjadi motivasi untuk terus mendorong para inventor menemukan teknologi baru. Selain itu, juga diharapkan dapat membuka kesadaran warga desa untuk menggunakan atau mereplikasi teknologi tepat guna dalam rangka memudahkan dan meningkatkan nilai tambah bagi potensi unggulan di desa,” ujar Menteri Halim dalam sambutannya.
Sebagai informasi, Bowo mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam Seleksi Tingkat Nasional pada 23 Mei 2023, setelah menjadi Juara 1 pada Lomba TTG kategori yg sama di Tingkat Provinsi pada 5 Mei 2023. Inovasi yang disertakan pada lomba ini berjudul ‘Budidaya Melon Hidroponik teknik NFT dengan Nutrisi AB Mix SAJIVA Racikan Sendiri’.
Hasil temuan Bowo dari Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) Artansi Mandiri Desa Karangpucung terbukti bisa meningkatkan produksi dan produktivitas budidaya melon sebab bisa mempercepat panen sekaligus menghasilkan melon yang berkualitas. Kemudian, biaya juga lebih efisien karena pupuk racikan sendiri tersebut lebih murah.
“Kami berterimakasih atas dukungan semua pihak sehingga mendapatkan apresisasi sampai di tingkat nasional. Semoga ke depan temuan ini bisa diaplikasikan dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Bowo. (Prokompim)