PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM bersama Ketua DPRD H R Bambang Irawan SH serta sejumlah pejabat Pemkab Purbalingga bersilaturahmi dan beramah tamah dengan Ormas besar Islam PC NU dan PD Muhammadiyah Purbalingga, Sabtu (27/6) dan Ahad (28/6) di Pendopo Dipokusumo. Silaturahmi ini bertujuan untuk memperkuat sinergitas dimana kedua organisasi tersebut telah banyak berkontribusi untuk Kabupaten Purbalingga.

“Kami atas nama pemerintah menyampaikan terima kasih atas kontribusi (PC NU Purbalingga dan PD Muhammadiyah Purbalingga) membantu pemerintah dalam segala bidang, baik keagamaan, pembinaan umat, pendidikan, sosial, kesehatan maupun perekonomian. Inshaallah ke depan Pemerintah Daerah juga akan ikut membantu keluarga besar PCNU dan PD Muhammadiyah untuk lebih bisa mengembangkan perihal yang sudah berjalan tersebut,” ungkap Bupati Tiwi.

Semakin berkurangnya pasien positif Covid-19 di Purbalingga, Bupati mengajak untuk mempersiapkan New Normal agar segala aspek kehidupan tetap bisa produktif, termasuk dalam hal keagamaan. Bupati sudah memperkenankan rumah ibadah untuk dibuka kembali dengan memperhatikan protokol kesehatan.

“Termasuk untuk kegiatan pengajian ke depan sudah diperbolehkan kembali, akan tetapi, kita harus selalu mematuhi protokol kesehatan yaitu menyediakan fasilitas cuci tangan, Jamaah harus menggunakan masker. Dan yang masih sulit adalah soal jaga jarak padahal biasanya pengajian jumlah jamaah yang hadir mencapai ratusan bahkan ribuan. Nanti harus ada pembatasan jumlah hingga setengah atau sepertiga,” katanya.

Bupati Tiwi juga mensosialisasikan terkait akan diselenggarakannya Pilkada/Pilbup pada 9 Desember 2020. Ia berpesan kepada keluarga besar Ormas keagamaan ini untuk bersama-sama membangun iklim yang kondusif, menyebarkan virus positif, virus kedamaian , sehingga Pilkada nanti bisa berjalan aman, lancar dan kondusif.

Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Purbalingga H Ali Sudharmo SPd mengatakan, Muhammadiyah senantiasa selalu membantu pemerintah, salah satunya dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui sektor pendidikan. Ali mengatakan PD Muhammadiyah Purbalingga memiliki program mendirikan perguruan tinggi.

“Kami masih meneruskan rencana untuk mewujudkan perguruan tinggi. Inshaallah surat kami sudah kami layangkan kepada Bupati, kami tinggal menunggu untuk dipanggil dalam rangka mewujudkannya,” katanya.

Ali menjelaskan perguruan tinggi tersebut akan diwujudkan dalam waktu dekat dengan bentuk ‘Politeknik Muhammadiyah’ dengan jenjang pendidikan Diploma 3 (D3). Sebagai langkah awal akan dibuka Jurusan Farmasi, Desain Grafis dan Rekam Medik.

“Kami akan membuka Jurusan Farmasi karena SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga ada jurusan farmasi, sekarang kalau tidak diteruskan sampai D3 ijazahnya ora kanggo, tidak bisa dipakai untuk mencari kerja. Kemudian Jurusan Desain Grafis, banyak masyarakat, lembaga maupun instansi yang membutuhkan tenaga desain grafis, maka akan kami sediakan. Kemudian Jurusan Rekam Medik, jarang perguruan tinggi yang menyediakan padahal setiap rumah sakit membutuhkan tenaga rekam medik,” katanya.

Terkait dengan adanya Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU-HIP), Organisasi Muhammadiyah telah membentuk Panitia 15 untuk meminta kepada pemerintah agar RUU-HIP di-drop atau dicabut dari pembahasan maupun Prolegnas. Ia juga menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak melakukan demonstrasi/aksi massa.

“Kami tidak mengerahkan masa, akan tetapi kami menyalurkan kepada Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah agar yang penting RUU-HIP tersebut dicabut, karena menurut kajian dari PP Muhammadiyah bahwa RUU-HIP tidak akan menguntungkan bangsa kita. Demikianlah yang dilakukan Muhammadiyah, sekalipun ada hal yang tidak setuju dengan pemerintah, sifatnya tidak melakukan aksi demonstrasi, pasti melalui jalur yang tidak membuat masyarakat panik,” ungkapnya.(Gn/Humas)