PURBALINGGA – Tokoh Intelektual Muslim Indonesia Emha Ainun Najib atau yang dikenal Cak Nun mengajak untuk belajar bersama dengan masyarakat Purbalingga dan sekitarnya di Lapangan Desa Limbangan, Kutasari, Senin (27/1). Pada acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng ini, Ia mengajak tidak hanya sekedar sinau, tapi tahu caranya sinaune sinau (mempelajari cara belajar).

Acara berlangsung dialogis antara Cak Nun, Kiai Kanjeng kepada para masyarakat/audiens yang mayoritas adalah pemuda. Menurutnya tidak bisa sebuah kata berdiri sendiri, harus paham kata tersebut dari sudut pandang siapa.

“Kita kembalikan pemahaman teks terhadap apa saja, agar kamu tidak gampang berkelahi, tidak gampang marah . Harus diperjelas segala sesuatunya,” katanya.

Ia mencontohkan, ketika ada yang menannyakan kamu muslim atau kafir. Maka jawabannya bisa jadi dua-duanya. Yakni muslim menurut Allah, dan kafir bagi Iblis. Demikian dengan tudingan radikal.Yakni radikal menurut siapa?. Karena semua hukum itu sifatnya radikal, yaitu tidak ada kompromi, harus, dan tidak boleh tidak.

“Termasuk Allah memerintahkan kita untuk Sholat itu radikal atau tidak? radikal, karena kita tidak boleh tidak sholat. Sekarang kaum radikalis yang dibilang pemerintah itu yang bagaimana? yaitu yang radikal bagi pemerintah. Kamu bisa bilang orang itu radikal atau tidak itu tergantung sebabnya, dan pijakannya,” katanya.

Ia mengajak agar jangan berhenti ketika sesuatu masih harus terus berjalan. Tapi harus berhenti ketika memang sudah saatnya berhenti. Jadi harus proporsional. Misalnya, sepak bola itu bagus ketika berlangsung di lapangan sepakbola, tapi jika di depan masjid maka akan bisa merusak kaca-kacanya.

“Jadi semua ada tempatnya ada ruangnya, ada waktunya, ada proporsinya,” katanya.

Ketua Karang Taruna Kabupaten Purbalingga, H R Bambang Irawan SH menyampaikan apresiasinya kepada Karang Taruna Desa Limbangan yang telah mempelopori acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng ini.

“Tadi Mbah Nun sudah sampaikan bahwa kita tugasnya adalah bertanya, bukan untuk mengajari. Intinya disaat kita bisa bertanya maka disitu juga kita akan menjawab. Tetapi  belum tentu juga disaat kita bisa menjawab disitu kita bisa bertanya,” katanya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM dalam sambutannya berharap agar kedatangan Mbah Nun ini akan menambah motivasi kita untuk memperdalam ilmu agama. Karena kegiatan majelis seperti ini memiliki berbagai tujuan, pertama Hablum Minallah, meningkatkan keimana kita kepada Allah subhanahuwataala. Selain itu juga Hablum Minannas, meningkatkan Silaturahmi baik ukhuwah Islamiyah, wathoniyah maupun  basyariyah.

“Banyak pemuda-pemudi yang hadir, dari acara yang diinisiasi oleh Karang Taruna Desa Limbangan ini. Saya yakin semua ke sini memiliki tujuan yang sama, ingin Sinau Bareng bersama Mbah Nun dan Kiai Kanjeng. Saya harap, sinau kali ini bisa menambah motivasi kita untuk memperdalam Ilmu agama Islam,” katanya.(Gn/Humas)