PURBALINGGA INFO – Setelah menorehkan prestasi di tingkat Provinsi Jawa Tengah sebagai Juara I Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG), Tri Bowo Pangestika inventor dari Posyantekdes Artansi Mandiri Desa Karangpucung Kecamatan Kertanegara, selanjutnya mengikuti penilaian di tingkat nasional mewakili Provinsi Jawa Tengah dalam Gelar TTG Nasional Tahun 2023.

Penilaian TTG tingkat nasional tahun 2023 ini digelar secara daring (online) oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Difasilitasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga Tri Bowo Pangestika tampil gemilang saat melakukan pemaparan mengenai inovasinya yaitu nutrisi AB Mix Sajiva dalam budidaya melon hidroponik sistem NFT dari ruang Podcast dan Media Center Dinkominfo Purbalingga, Selasa (23/5/23).

Bowo menjelaskan pupuk AB Mix Sajiva memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan pupuk sejenis.

“Harga pupuk jenis ini kalau di pasaran bisa Rp 100 ribu bisa dicek di online shop. Tapi pupuk racikan AB Mix Sajiva yang sudah dipacking hanya Rp 60 ribu,” ungkapnya.

Selain harganya yang lebih murah, buah pada tanaman melon yang dihasilkan bentuknya bagus, tebal, sehingga lebih cantik tampilannya. Dengan kombinasi penggunaan sistem hidrponik NFT dan penggunaan nutrisi AB Mix Sajiva masa panen dapat lebih cepat, yang seharusnya panen pada usia 70 hst, pada usia 64 hst sudah layak untuk dipanen.

“Produk nutrisi AB Mix Sajiva juga tidak hanya bisa digunakan pada hidroponik sistem NFT, akan tetapi juga bisa digunakan pada berbagai media, dimana yang sudah di ujicoba yaitu pada media compos/ cocopeat polybag, tanah, dan banyak sistem hidroponik yang lain, dengan hasil yang cukup memuaskan,” lanjutnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermasdes) Purbalingga, Ato Susanto yang ikut mendampingi jalannya penilaian berharap inovasi ini bisa menjadi motivasi bagi masyarakat untuk bisa nemberikan inovasi yang bermanfaat untuk meningkatkan ketahanan ekonomi warga masyarakat Kabupaten Purbalingga.

“Harapan kita tentu menjadi juara dan menjadi inspirasi bagi generasi muda kita bahwa pertanian itu memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tidak harus berlumpur, tidak harus kucel. Inovasi ini akan memberikan suatu daya tarik bagi masyarakat untuk terjun kembali di pertanian dengan sistem yang dikembangkan Mas Bowo,” pungkasnya. (DHS/Kominfo)