PURBALINGGA – Pengembangan keprofesian guru menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pengelola tenaga kependidikan di Kabupaten Purbalingga. Banyaknya jumlah sumberdaya guru menjadi masalah serius bila hal tersebut tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pihak pengelola perlu memperhatikan distribusi, jenjang karir,  maupun kompetensi yang dimiliki oleh mereka.

Menurut Kabid Tenaga Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Ashari mengatakan hasil perencanaan awal, Kabupaten Purbalingga pada tahun 2015 akan menuntaskan desiminasi modul 1 dan 2 dari USAID PRIORITAS untuk seluruh sekolah. Diseminasi berbentuk pembelajaran aktif dan kontekstual serta manajemen berbasis sekolah yang didaptasi dari modul.

“Rancangan pengembangan keprofesian berkelanjutan Dinas Pendidikan Purbalingga adalah setiap guru dan kepala sekolah wajib mengikuti satu kali pelatihan dalam setahun. Berdasarkan hal tersebut, dalam perencanaan strategis kali ini, kami susun mejadi tiga pola, yaitu pola A, B, dan C,” kata Ashari, Kamis (9/7).

Ashari menjelaskan, pola A yang dimaksud adalah guru dan kepala sekolah mitra USAID PRIORITAS akan dilatih materi modul 3 oleh USAID PRIORITAS dan semua pembiayaan ditanggung oleh USAID PRIORITAS. Pola B dilaksanakan melibatkan USAID PRIORITAS, sekolah, dan dinas pendidikan. Mengingat alokasi dana dari Dinas Pendidikan masih terbatas. Sasaran pola ini adalah 25 SMP dan 60 SD.

“Pola yang ketiga yaitu pola C. Dinas akan mendorong kerjasama antara USAID PRIORITAS dan sekolah untuk berkolaborasi dalam pelatihan. Targetnya adalah semua sekolah dan guru yang sudah kita petakan dalam perencanaan dapat merasakan pelatihan,” lengkap Ashari.

Perencanaan strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan, kata Ashari dirancang bisa berjenjang dan terintegrasi dalam perencanaan daerah yang sudah ada, seperti dalam rencana strategis dinas pendidikan, badan kepegawaian daerah (BKD), dan bahkan bisa masuk ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten/kota.

“Selain itu,  tahun 2015 ini merupakan waktu yang tepat untuk menyusun perencanaan strategis 5 tahun kedepan. Mengingat akan ada suksesi pimpinan daerah,” kata Ashari

Spesialis Manajemen dan Tata Kelola USAID PRIORITAS, Aos Santosa HW mengatakan pembuatan perencanaan strategis pengembangan keprofesian berkelanjutan, harus dilihat dari sisi sumber dayanya maupun kualitasnya. Tujuan ini agar supaya tidak ada guru yang macet pangkatnya, apalagi kurang kompetensinya.

Perencanaan strategis akan disusun, oleh daerah lanjut Aos didasarkan pada jumlah guru yang perlu dilatih, jenis pelatihan yang diprioritaskan, besar dan sumber pendanaan yang tersedia, potensi yang dapat dimobilisasi, serta sumberdaya pelatihan lainnya.

“Produk akhirnya adalah setiap guru mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan, baik untuk jenjang karir maupun untuk update kompetensi sesuai jenjang karirnya,” pungkas Aos. (Sapto Suhardiyo)