PURBALINGGA – Infrastruktur khususnya prasarana jalan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi tantangan pengembangan sejumlah desa wisata di Purbalingga. Prasarana jalan menuju beberapa desa wisata hanya bisa diakses dengan kendaraan kecil, tidak mampu dengan bus besar. Sementara disisi lain, SDM masyarakat belum sepenuhnya sadar tentang desa wisata.

            Hal tersebut diungkapkan sejumlah kepala desa pada rapat evaluasi fasilitasi desa wisata di aula Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Kamis (6/8). Rapat yang dipimpin Kepala Dinbudparpora Drs Subeno,SE, M.Si, diikuti Kabid Pariwisata Ir Prayitno, M.Si, Kabid Ekonomi Bappeda Ir Cipto Utomo, M.Si, Kasi Sarpras Wisata Rr Sri Mulyani, BSc, para kepala desa, fasilitator desa wisata, dan ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)/Pengelola  desa wisata.

            Priyono, kades Tanalum Kecamatan Rembang mengungkapkan, prasarana jalan menuju sejumlah curug yang menjadi pendukung desa wisata, kondisinya masih sempit. Misalnya, jalan menuju Curug Karang, meski sudah beraspal, namun tidak bisa untuk simpangan kendaraan roda empat. Begitu juga, prasarana jalan dari Dukuh Pucung Rumbak menuju curug Nagasari. Kondisi jalannya hanya selebar dua meter. Selain persoalan fasilitas jalan, Priyono juga mengungkapkan persoalan kesadaran pedagang dan pengunjung yang masih membuang sampah sembarangan.

            “Di sekitar curug Karang, pedagang sudah kami minta untuk sadar tidak membuang sampah, namun mereka masih saja melakukannya. Begitu pula dengan kesadaran pengunjung curug, masih banyak pengunjung yang membuang sampah disekitar curug, bahkan di aliran sungai dibawah curug,” kata Priyono.

            Atas kondisi itu, Priyono mengaku harus terus berupaya menyadarkan warganya agar sadar akan kebersihan di tempat wisata.

            Hal yang sama juga diungkapkan Sugito, Kepala Desa Serang, Kecamatan Karangreja. Sugito berobsesi memperluas sebaran pengunjung rest area Lembah Asri Serang dengan membangun infrastruktur jalan ke sisi Timur. Jalan ini dibutuhkan untuk menuju kebun-kebun stroberi disekitar rest area dan menuju kawasan hutan pinus. “Dengan mempelajari kunjungan wisatawan sekitar 37 ribu ke rest area Serang dan kebun-kebun stroberi pada saat lebaran lalu, kami rasa perlu meningkatkan jalan desa yang semula jalan usaha tani dengan jalan yang lebih baik, bisa diaspal atau cor semen,” kata Sugito.

            Untuk pelayanan kepada wisatawan, Sugito mengaku terus melakukan pembinaan kepada pemandu dan pengelola desa wisata. Pemandu wisata di Desa Serang saat ini sudah ada 19 orang yang bersertifikat. “Kalau kesadaran masyarakat Desa Serang untuk menghadapi wisatawan sudah cukup baik. Persoalan hanya pada budaya membuang sampah dari wisatawan yang masih perlu ditingkatkan,” katanya.

            Kepala Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Imam Yulianto juga mengungkapkan soal infrastruktur jalan menuju desanya. Panusupan merupakan wilayah terujung  dan tidak ada akses jalan menuju wilayah Banjarnegara yang melalui Panusupan. Imam berharap, prasarana jalan menuju wilayahnya dan menuju sejumlah curug serta menuju petilasan Ardi Lawet perlu dilebarkan. “Selain prasarana jalan, kami juga memohon Pemkab untuk bisa mendukung fasilitas sanggar seni dan peralatannya untuk mendukung atraksi wisata di desa kami,” katanya.

            Kepala Dinbudparpora Subeno mengatakan, persoalan infrastruktur jalan akan dikoordinasikan dengan pihak terkait lain seperti bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum. Kebijakan Pemprov Jateng yang menyiapkan dana Rp 2,1 trilyun untuk infrastruktur tentunya lebih pada prasarana jalan di jalur-jalur besar. Untuk jalur jalan ke desa wisata, menjadi tanggungjawab Pemkab, dan pembenahannya menyesuaikan dengan kemampuan anggaran.

            “Pemkab Purbalingga berkomitmen untuk menjadikan Purbalingga sebagai tujuan wisata utama di Jateng. Selain pembenahan destinasi wisata, juga melakukan pemberdayaan masyarakat melalui desa wisata. Dalam hal SDM, kami akan berusaha meningkatkannya melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan pemandu wisata, kampanye sapta pesona wisata, pelatihan kapasitas pengelola desa wisata dan sejumlah kegiatan lain,” katanya. (y)