PURBALINGGA –  Menghadapi pandemi Virus Corona (Covid-19), Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Nuurul Qur’an Desa Bukateja Kecamatan Bukateja, Purbalingga mengambil langkah mengisolasi seluruh santri tetap berada di lingkungan pondok. Sejak 27 Maret lalu, sebanyak 443 santri pondok yang dipimpin Gus Arif Musodiq tak diperbolehkan pulang dan tak boleh dijenguk oleh orang tua atau kerabatnya.

Hal itu diungkapkan pimpinan Ponpes Nuurul Qur’an KH Arif Musodiq saat menerima kunjungan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon, MM, Rabu (1/4). Kunjungan Bupati bersama Suami Rizal Diansyah dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, untuk memberikan dukungan moril dan bantuan sembako bagi sejumlah pondok pesantren utamanya yang masih harus membiayai kebutuhan hidup santri sejak merebaknya covid-19 di kabupaten Purbalingga.

“Kami berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan di pondok pesantren diawali dengan mengisolasi para santri tetap berada di pondok hingga khataman kurang lebih sampai tanggal 11 April. Mereka tidak boleh ditengok dan tidak boleh pulang,” kata Gus Arif.

Selain itu pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti menyediakan alat cuci tangan pakai sabun dan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh lingkungan pondok pesantren. “Kita melakukan penyemprotan disinfektan tiga hari sekali. Harapanya kita semua disini terhindar dari wabah virus corona,” jelasnya.

Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) meminta para kyai dan pimpinan pondok untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencegah dan menanggulangi covid-19. Salah satu kebijakan pemerintah pusat terkait aktifitas pondok adalah meliburkan para santri sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran covid-19. Meski demikian sejumlah pondok pesantren di Purbalingga memilih tidak memulangkan santrinya karena pertimbangan jarak tempat tinggal santri yang jika dipulangkan justru akan berpotensi terpapar virus corona.

“Karena masih banyak pondok yang harus membiayai kebutuhan hidup para santri, kami juga memberikan bantuan sembako agar beban pengurus pondok bisa sedikit diringankan,” kata Bupati Tiwi.

Selain mengunjungi Ponpes Nuurul Qur’an, Bupati Tiwi juga berkunjung ke pondok pesantren lainnya di wilayah Kecamatan Bukateja. Dari data yang dihimpun Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Purbalingga, di wilayah kecamatan Bukateja terdapat 12 pondok pesantren. Selain Ponpes Nuurul Qur’an yang tidak memulangkan santrinya, sebagian besar pondok telah meliburkan santri dan hanya menyisakan sedikit santri yang masih tinggal di pondok tersebut.

Misalnya, Pondok Pesantren Minhajut Tholabah desa Kembangan, dari jumlah 701 santri telah diliburkan sebanyak 641 santri sehingga masih ada 60 santri yang tetap berada di pondok. Kemudian Ponpes Wali Barokah Desa Cipawon yang memiliki santri 60 orang semuanya masih berada di pondok. Bahkan ketika dikunjungi Bupati, para santri tengah melakukan aktifitas berjemur di bawah panas matahari pagi sebagai salah satu upaya menyerap vitamin D secara alami. Aktifitas itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan system kekebalan tubuh para santri.

Selain mengunjungi pondok pesantren, Bupati Tiwi juga berkesempatan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) di wilayah Kecamatan Bukateja dan Purbalingga. Dalam kunjungannya Bupati memberikan dukungan moral kepada para tenaga medis yang bertugas serta memberikan sejumlah kebutuhan APD (Alat Pelindung Diri). (Hr/Humas Purbalingga)