PURBALINGGA – Tidak hanya mengenalkan tentang sejarah dan kepurbakalaan, kemah budaya tahun 2016 yang berlangsung di Desa wisata Panusupan, Kecamatan rembang, juga mengenalkan berbagai permainan tradisional. Pengenalan permainan itu sekaligus untuk melengkapi atraksi wisata di Desa Panusupan.

Kepala Seksi Sejarah, Museum dan Benda Purbakala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Rien Anggraeni, S.Pd mengatakan, berbagai permainan yang dikenalkan antara lain Egrang, Gobag Sodor dan Sundamanda. Peserta juga dikenalkan membuat bermacam-macam mainan dari bahan janur atau daun kelapa. “Beberapa permainan seperti Sundamanda, sudah hamper tidak dikenali oleh anak-anak jaman sekarang, oleh karenanya kami ingin mengenalkannya dan sekaligus melestarikannya. Permainan ini tentunya bisa menjadi daya tarik di desa wisata,” kata Rien, Rabu (6/4).

Selain mengenalkan permainan, kegiatan kemah budaya juga diisi ceramah tentang tentang kesejarahan lokal oleh Kepala Dinbudparpora Drs Subeno, SE, M.Si, sejarah Desa Panusupan, pemutaran film cagar budaya Purbalingga dan mengunjungi curug Pesantren. “Peserta yang berasal dari siswa SMA, SMK dan MA ternyata sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang digelar panitia,” kata Rien.

Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan Dinbudparpora Purbalingga Drs Sri Kuncoro mengatakan, kemah yang diikuti 75 pelajar itu dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kesejarahan lokal, nilai budaya  dan cagar budaya sebagai upaya untuk memperkenalkan dan menanam rasa memiliki warisan budaya bangsa. “Sedang tujuan kemah budaya adalah meningkatkan minatdan motivasi generasi muda khususnya pelajar SMA, SMK dan MA dan juga anggota Satuan Karya (Saka) Pariwisata agar dapat memanfaatkan kawasan situs cagar budaya, tempat wisata sejarah  serta museum sebagai tempat studi, penelitian maupun rekreasi,” kata Sri Kuncoro.

            Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si yang membuka kegiatan itu mengatakan, Purbalingga sejatinya memiliki potensi wisata sejarah dan budaya yang layak untuk dikembangkan. Purbalingga konon merupakan tempat asal usul manusia purba. Hal ini terlihat dengan penemuan jejak-jejak sejarah jaman palaeolitikum.

            “Potensi wisata sejarah yang belum tergali sejatinya memiliki daya tarik yang bagus. Wisata sejarah yang dipadu dengan budaya akan mampu mengundang wisatawan untuk lebih banyak datang ke Purbalingga,” kata Subeno. (y)