PURBALINGGA – Sebagai sesama umat Islam tidak sepantasnya bercerai-berai dan jangan mau diadu domba. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Ali Sudarmo SPd dalam kegiatan Khotmil Quran, Istighotsah dan Pengajian rutin di Pendopo Dipokusumo, Jumat (27/9).

Allah Subhanahuwataala melalui Al-Quran telah mengajarkan beberapa hal agar sesama umat manusia tidak diadu domba, terlebih sesama umat Islam yang merupakan saudara. Ali menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan adalah Li Taarofu, atau saling mengenali, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam QS Al-Hujarat : 13.

“Ayat tersebut memberikan pelajaran bahwa kita dilahirkan ada yang laki, perempuan, beda suku bangsa, tapi supaya diperintah untuk saling kenal mengenal. Kita walaupun beda pilihan, beda Ormas, beda warna kulit beda budaya. Namun hakikatnya semua perbedaan itu yang akan diterima Allah adalah ketaqwaannya,” katanya.

Setelah saling mengenali, kemudian Tafahumyaitu harus memahami. Mulai dari memahami agama diri sendiri, agama orang lain, organisasi sendiri, organisasi orang lain, dan sebagainya. Kalau sudah paham tidak akan mudah diadu domba. “Tapi kalau hanya yang dipahami diri sendiri saja, tanpa pahami orang lain maka akan mudah diadu domba,” katanya.

Langkah ketiga yakni Takaful, atau saling percaya. Urusan pemerintahan percayakan urusannya kepada Bupati, urusan agama kepada ulama/kyai, urusan keamanan kepada TNI POLRI. Meski saling bantu membantu tapi urusan ini telah dibagi agar terfokus pada permasalahan. Namun semua akan menuju pada kemaslahatan.

Terakhir yakni Taawun atau saling tolong menolong. Taawun sebagai puncak dari hubungan sosial antar manusia. “Dalam Taawun sudah tidak lagi melihat background masing-masing orang,” katanya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan musim kemarau kali ini menyebabkan beberapa titik mata air, sumur dan debit sungai berkurang. Bahkan beberapa daerah krisis air bersih.

“Oleh karenannya saya mengucapkan terima kasih kepada rekan BUMN, BUMD, ASN, Swasta, ataupun instansi vertikal yang telah membantu masyarakat Purbalingga dropping air bersih. Mudah-mudahan kebaikan bapak-ibu sekalian tercatat sebagai amalan ibadah yang diterima di sisi Allah Subhanahuwataala,” katanya.

Sebagai ikhtiar di musim kemarau ini, telah dilaksanakan Sholat Istisqo agar segera diturunkan hujan. Sholat ini tidak hanya di Alun-alun Purbalingga melainkan juga di 18 kecamatan.

“Mudah-mudahan seluruh doa masyarakat agar bumi Purbalingga ingin diturunkan hujan segera diijabah dan huja n yang turun ialah hujan yang membawa berkah,” tuturnya.(Gn/Humas)