PURBALINGGA, INFO – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Purbalingga mengakibatkan kondisi mata air yang dioperasionalkan oleh PDAM Purbalingga mengalami penurunan debit antara 40 sampai 50 persen. PDAM Purbalingga saat ini mengoperasionalkan kurang lebih 15 mata air yang sebagian bersar berada di Kecamatan Bojongsari dan Kecamatan Kutasari.

“Di luar Kecamatan Kutasari dan Bojongsari ada sumber mata air di Kecamatan Rembang, Kecamatan Karangreja itu pun menurunnya diatas 50 persen,” kata Kasubag Perawatan pada PDAM Purbalingga, Rahmanto saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/10).

Penurunan debit mata air tidak hanya dilihat berdasarkan pengamatan visual saja, PDAM Purbalingga juga memasang alat ukur pada mata air yang dioperasionalkan oleh PDAM. Namun, belum semua mata air yang dioperasionalkan terpasang alat ukur permanen jadi ada beberapa yang sifatnya temporer ada juga yang sifatnya permanen.

“Alat ukurnya berupa meter induk dimana ini ada karakternya juga meter induk yang mekanik dengan baling-baling, ada juga yang menggunakan sensor namanya elektromagnetik ini yang tingkat akurasinya di atas meter mekanik,” terang Rahmanto.

Seiring waktu, kondisi di daerah tangkapan air atau catchment area dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang semakin meningkat. Selain faktor waktu juga dapat diamati bersama saat ini catchment area juga dipengaruhi faktor lingkungan di sekitarnya.

“Meskipun sudah ada upaya-upaya seperti penanam pohon di sekitar sumber mata air secara meningkat tapi tetap saja terjadi penurunan debit air bersih,” ujarnya.

Sopandi, Kasubag Transmisi Distribusi pada PDAM Purbalingga menambahkan  untuk memenuhi kebutuhan konsumen pihak PDAM Purbalingga terus mencari dan menambah sumber mata air di Purbalingga. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi, dimana lahan di sekitar  sumber mata air kebanyakan milik perorangan bukan milik Pemkab Purbalingga.

“Namun, kami tetap ingin berusaha bekerjasama dengan Pemdes setempat untuk bisa menguasai sumber yang ada, karena intinya untuk mata air kan harus dikuasai oleh negara dan untuk hajat hidup orang banyak,” kata Sopandi.

Di samping mencari sumber mata air yang debitnya semakin terbatas dan terjadi penurunan, pihaknya akan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Purbalingga. Salah satunya dengan menggunakan air pompa seperti yang ada di Kecamatan Bukateja dan Kecamatan Kemangkon.

“Mungkin di lain tempat untuk nanti pengembangan jangkauan dengan masyarakat yang belum terlayani itu dengan adanya inovasi air pompa bisa termanfaatkan yakni di Desa Sinduraja dan Pengadegan rencananya seperti itu,” pungkasnya. (PI-7)