PURBALINGGA, HUMAS – Sejumlah organisasi massa (Ormas) islam dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) kabupaten Purbalingga bersepakat menolak paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau negara islam Iraq dan Syria.

Deklarasi penolakan itu dilakukan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Pengurus Cabang Nahdatul Ulama, PD Muhammadiyah, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kepala Kantor Kemenag Purbalingga dan unsure ormas islam lainnya. Deklarasi juga ditandatangani Bupati Sukento Rido Marhaendrianto beserta seluruh anggota FKPD.

“Kami bersama ormas lainnya secara tegas menolak berkembangnya ISIS karena nyata-nyata bertentangan dengan ideologi Pancasila dan akan memecah belah keutuhan bangsa,” tandas Ketua MUI KH Abror Musodiq usai deklarasi di ruang rapat Ardi Lawet Setda Purbalingga, Rabu (20/8) siang.

Deklarasi yang dibacakan Abror Mussodiq, secara tegas menolak keberadaan ISIS dan segala bentuk kegiatannya di kabupaten Purbalingga. Menolak segala bentuk kekerasan dan terorisme yang mengatasnamakan Agama, Menolak segala bentuk kekerasan atau pemaksaan terhadap pemahaman agama, Menjaga umat dari kemurnian ajaran agama dan menolak segala penyimpangannya. Juga siap menjaga kerukunan umat beragama, serta menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif di kabupaten Purbalingga.

Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto mengatakan ISIS adalah kelompok yang memiliki paham radikal. Isu ISIS menjadi mengkhawatirkan karena bukan lagi masalah agama apalagi agama Islam, namun sudah menyangkut masalah ideologi. “Saya tidak ingin Purbalingga kecolongan,” tandasnya.

Sebelumnya, disampaikan pemaparan oleh Dandim 0702 Lerkol Inf Agustinus Sinaga, Kapolres AKBP I Ketut Suwitra Adnyana, Kepala Kantor Kementerian Agama, Rochiman dan Ketua MUI KH Abror Musodiq.

Dandim 0702 Letkol Inf Agustinus Sinaga menandaskan, ISIS adalah kelompok sparatis negara islam yang tak diakui di Irak dan Syria. Tujuanya membuat negara islam murni yang akan menguasai seluruh negara di dunia.

“Ini sudah ada di Indonesia dan sudah menyebar sehingga patut diwaspadai,” jelasnya.

Sinaga menegaskan ISIS harus diwaspadai karena bertentangan dengan ideologi Pancasila dan mengancam keutuhan NKRI.

Sementara, Kapolres Suwitra mengajak masyarakat Purbalingga untuk bertindak cepat jika melihat simbol simbol ISIS segera dibersihkan. Jangan sampai tersebar di masyarakat. Kapolres juga meminta tokoh agama menjelaskan jihad yang benar sehingga tidak mudah terpengaruh pada ajakan jihad yang bertentangan dengan ajaran agama.

“Jangan sampai malah memprovokasi umat dengan cuplikan-cuplikan dalil yang tidak lengkap,” terang Kapolres.

Ketua MUI Abror Musodiq bahkan menyatakan ISIS merupakan kelompok yang keluar dari sunatulloh. Alam semesta diciptakan dengan unsur yang berbeda-beda yang dapat saling berkait dan bertolakan. Azas bangsa Indonesia juga telah sesuai dengan sunatulloh.

“Sedangkan ISIS menolak perbedaan. Akan dimusnahkan jika ada kelompok yang tak sejalan dengan paham yang dikembangkan. Paham ISIS sangat mengancam keutuhan NKRI,” tandas Abror.

Rakor dan deklarasi menolak ISIS diselenggarakan sebagai upaya deteksi dini dan penanganan penyebaran paham dan ideologi ISIS di kabupaten Purbalingga. (Hardiyanto)