PURBALINGGA – Para stakeholder yang terdiri dari unsur Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Forum Kordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam),  dan tokoh semua agama menggerlar doa bersama di Aula KPU Kabupaten Purbalingga, Selasa (26/7). Kegiatan ini bertujuan guna bersama-sama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kelancaran kegiatan pemungutan suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang akan diselenggarakan keesokan harinya, agar tidak terjadi hal yang mengganggu kondusifitas dan keabsahan pesta demokrasi ini.

Plt Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga, Drs Agus Winarno MSi dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada puncaknya yakni Rabu tanggal 27 Juni 2018 nanti masyarakat akan menggunakan haknya untuk memilih pemimpin mereka, dalam hal ini adalah Gubernur dan Wakil Gubernur.

“Kami menghimbau agar seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keamanan. Salah satu kunci persiapan terbaik menjelang pemungutan suara ini yaitu telah terpenuhinya unsur 3 M, yaitu Man, Material dan Method. Kami berharap unsur itu sudah terpenuhi agar pada pelaksanannya besok bisa berlangsung dengan lancar,” kata Agus.

Ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada unsur jajaran Polri, TNI, maupun masyarakat yang turut menjaga kondusifitas selama tahapan Pilkada kemarin. Menurutnya tidak adanya gesekan yang mengganggu stabilitas keamanan merupakan prestasi yang tak ternilai harganya.

Disamping itu, Agus juga berharap meskipun masyarakat memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam memilih, maka ketika sudah ditetapkan satu pasang pemimpin terpilih maka perbedaan-perbedaan itu harus segera disudahi. “Inilah kedewasaan politik yang ingin kita ciptakan, dan tatanan yang seperti inilah yang kita idam-idamkan, agar Jawa Tengah menjadi lebih baik,” sambungnya.

Pada kesempatan kali ini, proses doa dipimpin oleh tokoh masyarakat Muhammad Yani. Ia menyampaikan khususnya bagi yang muslim untuk bersikap ihtimam yaitu perhatian, fokus, serius dan berpartisipasi aktif dalam memilih pemimpin. Tentunya agar terpilih pemimpin yang adil, amanah dan mampu membawa kebaikan kepada rakyatnya.

“Maka tidak benar Islam mengajarkan golput. Bahkan kita perlu dorong masyarakat, untuk menentukan pilihannya. Tidak ada pemimpin tanpa adanya jamaah, tidak ada pemimpin tanpa adanya ketaatan. Pemimpin harus ditaati. Dengan demikian kita wajib bersama sama sengkuyung berdoa agar kita bisa mendapatkan pemimpin yang membentuk masyarakat yang berakhlakul karimah, masyarakat yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur,” katanya.(Gn/Humas)