PURBALINGGA, HUMAS – Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si meminta kepada para pejabat di jajaranya untuk tidak perlu takut dikritik. Kritik boleh saja, asal benar dan tidak mengandung unsur fitnah. Kritik juga hendaknya disampaikan secara sopan dan patut.

”Krtik boleh-boleh saja. Pejabat kan juga tidak selalu benar. Mereka manusia biasa. Yang dikritik juga harus bisa menerima dengan sabar. Kalau kritik ke bupati tentunya berbeda caranya Angger ngritik ya sing madan patut,” kata Bupati Heru Sudjatmoko disela-sela peresmian hasil kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan tahun 2011 di Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan, Purbalingga, Kamis (8/3).

Menurut Bupati, kritik pada dasarnya untuk mengingatkan sesuatu menuju hal yang baik. Namun, sopan santu dan etika tetap harus dipakai dalam mengkritik. ”Sekarang alamnya memang bebas, tetapi tidak ada kebebasan mutlak. Tetapi ada etika yang harus dipegang sebagai seorang manusia yang berkarakter,” kata bupati.

Bupati juga mengingatkan, jika ada hal yang menjadi persoalan ya dirembug dengan baik. Ana rembug ya dirembug. Kalau suasana tenang, dan kondusif kan enak. Guyub rukun, dan saling nyengkuyung warga. ”Kalau di desa banyak proyek, tapi kehidupan tidak tenang, kacau, kan hasil pembangunannya tidak berjalan dengan baik,” pesan Bupati.

Pangan Lokal

Dibagian lain, Bupati Heru mengajak masyarakat untuk memberdayakan pangan lokal. Jajanan suguhan tamu sebaiknya yang ada di desa, seperti pisang rebus, kacang rebus, cimplung, lepet jagung, atau tahu tempe. Makanan itu merupakan makanan rakyat. ”Bukannya saya melarang makan roti, tapi kalau bisa roti yang terbuat dari tepung beras, bukan dari gandum yang harus diimpor,” pinta Bupati Heru.

Sementara itu sejumlah hasil kegiatan PNPM tahun 2011 di sembilan desa di Kecamatan Pengadegan yang diresmikan senilai Rp 614 juta lebih. Kegiatan itu seperti pembuatan talud di Desa Panunggalan, Larangan, Karangjoho, Tumanggal, Tetel, Pasunggingan dan Pengadegan. Kegiatan lainya rabat beton di Pengadegan, Tegalpingen, dan Desa Tumanggal. Untuk kegiatan pengaspalan berada di Desa Bedagas, Tetelm dan Pasunggingan.

Dalam kesempatan yang sama, Unit Pengelola Keuangan (UPK) Pengadegan Safangatno menambahkan, program PNPM juga telah membantu rehab 27 rumah warga miskin, dan memberikan bantuan untuk anak yatim sebanyak 45 anak dengan besaran Rp 100 ribu. (Humas/y)