PURBALINGGA INFO – Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling utama, untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk menciptakan kondisi kemandirian pangan di tengah keluarga, masyarakat maupun dalam kehidupan bernegara agar terus terjaga dan berkelanjutan.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Pengadegan Kevin Tsalatsa saat ditemui disela-sela acara Halal Bi Halal Pemerintah Kabupaten Purbalingga dengan aparatur pemerintah dan masyarakat Kecamatan Pengadegan yang dihadiri Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, mengatakan, salah satu program yang mendukung ketahanan pangan sebagai sumber pangan keluarga di Purbalingga adalah program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) seperti yang dilakukan Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga.

“P2L merupakan kegiatan penganekaragaman pangan di pekarangan masyarakat untuk membentuk pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. Ada 20 kelompok tani di Kecamatan Pengadegan  dengan anggota 25 orang per kelompok yang kami berdayakan untuk bisa mengembangkan pekarangannya menjadi lebih berguna. Masing-masing kelompok mendapatkan bantuan 50 juta rupiah dari Upland Project Kementerian Pertanian,” katanya.

Lebih lanjut Kevin menjelaskan, kegiatan P2L dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan guna memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.

“Alhamdulillah dari segi pengeluaran kelompok tani ataupun masyarakat menjadi berkurang terutama pengeluaran untuk berbelanja sayuran, hasil dari pertanian tersebut juga dijual oleh kelompok tani sehingga bisa menambah pemasukan keluarga petani,” tambahnya.

Petani Milenial dari kelompok tani Karya Muda Lestari Kecamatan Pengadegan, Budi Aris Triono mengatakan semenjak adanya program ini warga merasa bersyukur, kerena bisa mengurangi pengeluaran sekaligus menambah Pendapatan.

“Yang biasanya sayuran beli sekarang tidak harus beli. Ada tujuh komoditas yang dibudidayakan dengan sistem semi organik yaitu terong, kangkung, kacang panjang, tomat, cabai, mentimun, pokcoy. Hasil sayurannya ada yang dijual dan ada yang dibagikan ke warga,” jelasnya. (DHS/Kominfo)