PURBALINGGA – Ketahanan pangan di kabupaten Purbalingga dinilai semakin mantap dengan selalu dicapainya surplus produksi pangan, utamanya beras pada setiap tahunnya. Meski demikian mantapnya ketahanan pangan ini belum diimbangi dengan keseimbangan pola pangan harapan yang skornya baru mencapai 86 lebih. Sebabnya, masyarakat masih lebih banyak yang mengkonsumsi biji-bijian utamanya beras, dan belum diimbangi dengan konsumsi pangan lainnya seperti umbi-umbian, protein ikan, dan sayur.

“Sehingga pada 2019 nanti, kita tidak lagi berbicara bagaimana penyediaan pangan utama lebih banyak, tetapi bagaimana keseimbangan pola pangan harapan ini bisa dicapai,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Purbalingga, Ir. Sediyono disela pelaksanaan Lomba Cipta Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) Berbasis Sumberdaya Lokal di Pendapa Dipokusumo, Jumat, (16/11).

Selain keseimbangan pola pangan harapan, hal lain yang perlu terus didorong adalah mewujudkan keamanan pangan yang menjadi tuntutan masyarakat dunia. Sehingga Kelompok Kerja (Pokja) Ketahanan Pangan yang diketuai oleh Bupati akan terus bergerak melakukan berbagai upaya menyediakan pangan yang aman di kabupaten Purbalingga.

“Salah satu strateginya melalui Lomba Cipta Menu B2SA yang diadakan rutin setiap tahunnya. Tujuannya ya untuk penganekaragaman pangan yang bergizi seimbang dan aman,” jelasnya.

Lomba yang dibuka oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs. Widiono, MSi mewakili Plt Bupati Purbalingga, diikuti perwakilan dari Tim Penggerak PKK Kecamatan, Dharma Wanita Persatuan dan perwakilan organisasi wanita se kabupaten Purbalingga.

Pada kesempatan tersebut Widiono menyampaikan apresiasi Plt Bupati atas diselenggarakannya lomba cipta menu B2SA berbasis sumberdaya lokal. Menurutnya, lomba ini diharapkan mampu mendukung upaya diversifikasi pangan lokal dan konsumsi pangan yang berkualitas.

“Kita bersyukur karena potensi pangan lokal sumber karbohidrat non beras tersedia hampir di seluruh wilayah kabupaten Purbalingga. Namun keberadaanya masih belum dioptimalkan oleh seluruh masyarakat,” katanya.

Sumber pangan non beras yang masih dipandang sebelah mata, lanjut Widiono, diantaranya Ganyong, Angkrik, Talas, Singkong, Gadung dan Suweg. Bahan-bahan tersebut masih tersedia melimpah di masyarakat. Sehingga perlu dilakukan inovasi olahan pangan sebagai upaya penganekaragaman pangan di kabupaten Purbalingga.

“Nanti kalau dari lomba ini terdapat hasil olahan yang bermutu dan potensial untuk dipasarkan, bukan tidak mungkin dapat dimanfaatkan untuk mendukung program Bela Beli Produk Purbalingga,” katanya.

Meski tidak sempat membuka acara tersebut, Plt Bupati Dyah Hayuning Pratiwi menyempatkan menyambangi tempat lomba usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD yang mengagendakan Jawaban Bupati Atas Pandangan Umum Fraksi terhadap Tiga Raperda. (Hr/Humas)