Pemkab Purbalingga tidak tinggal diam dalam upaya peningkatan ekonomi rakyat di sektor pengrajin batik ini. Selain Perbup tentang kebijakan Bela-Beli, Pemkab Purbalingga juga menerbitkan Perbup No 30 2017 tentang Penggunaan Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kabupaten Purbalingga. Sebanyak 8021 ASN dan 2710 perangkat desa, melalui perbup tersebut telah diwajibkan agar mereka pada hari Kamis dan Sabtu untuk mengenakan pakaian dinas batik. Lebih rinci, hari Kamis menggunakan batik Goa Lawa khas Purbalingga dan Sabtu batik motif bebas.

“Jika pejabat mengguakan batik maka rakyat akan meniru. Ini bagian dari promosi dan nguri uri budaya batik dari kita,” tuturnya.

Bupati Tasdi juga berencana akan mengajukan agar pelajar SD dan SMP di lingkungan Purbalingga diwajibkan menggunakan seragam batik. Nantinya akan dirapatkan oleh jajaran Pemkab Purbalingga bagaimana mengenai corak maupun harinya.  Bupati berharap supaya nanti para siswa turut terlibat nguri-uri budaya batik ini.

“Selain itu kita juga perlu ekspansi kewajiban seragam batik ke BUMD, pegawai Bank, Perusahaan Modal Asing (PMA), Perusahaan Modal dalam Negeri (PMDN). Silahkan investasi ke sini, tapi juga ikuti aturan di Purbalingga, termasuk kantor instansi vertikal saya akan ajak minimal seminggu sekali untuk gunakan batik produksi Purbalingga,” katanya.

Batik On The Street Angkat Pesona Batik-Batik Khas Purbalingga
Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga, Erni Widyawati SSos menjelaskan Purbalingga memiliki motif batik yang tidak dimiliki daerah lain yakni motif Goa Lawa dan telah direkomendasikan sebagai batik lokal Purbalingga. Batik ini dilombakan dan ditampilkan secara terbuka di atas disaksikan masyarakat luas dalam bentuk Fashion Show.

“Tujuan Fashion Show Batik On The Street ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam merancang busana berbahan batik motif Goa Lawa baik paiakn formal maupun non formal. Selain itu untuk lebih megenalkan batik motif Goa Lawa ke masyarakat luas,” katanya.

Lomba Fashion Show Batik On The Street ini diikuti oleh 6 disainer masing-masing menampilkan 5 disain, 239 peserta dari  TP PKK Desa/kelurahan se-Purbalingga, fashion show siswa dan guru. Adapun juri dari lomba ini diantaranya dari kalangan TP PKK, guru tata busana SMKN 1 Bojongsari, Dinkop UMKM, praktisi fashion dan model.

“Motif batik yang digunakan dalam lomba ini diantaranya Eksotisme Goa Lawa, Mustika Goa Lawa Lawa Kembar, Kalong Megar, Kembang Lawa, dan Pesona Goa Lawa. Kategori disainer boleh bertemakan pesta, casual, festival. Sedangkan kategori TP PKK bebas, boleh kantor, pesta, gamis atau casual,” paparnya.

Adapun para pemenang dalam perlombaan ini diantaranya, Juara I kategori disainer diraih oleh  Juara Harapan 3 Miswanto dari Sentra Batik Rovidianur (Tumanggal), Juara Harapan 2 Saeni (Penaruban) Sentra Batik Hatocha,  Juara Harapan 1 Titin Wahyuningsih (Mangunegara) dari Sentra Batik Tien’s Batik, Juara 3 Lilis Kurnia W. (Mewek) dari Sentra Batik Cemanting Arts, Juara 2 Enmiyarti (Limbasari) dari Sentra Batik Tulis Putri Ayu,  dan Juara 1 Siswati (Kaligondang) dari Sentra Batik Harty Batik.

Selain fashion show, juga diselengarakan Bazaar yang menampilkan UMKM asli Purbalingga. Dalam kesempatan yang sama, Bupati Tasdi memborong sejumlah produk di bazaar diantaranya berbagai bahan batik, aneka jajanan, perabotan dari rotan dan sebagainya.(Gn/Humas)