PURBALINGGA – Pelaksanaan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) ke-17 tahun 2018 di Purbalingga yang berlangsung sejak tanggal 9 Juli ditutup pada, Jumat (13/7) kemarin. Kegiatan  diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan diikuti oleh 517 peserta SMP, MTs, SMA, SMK dan MA sederajat dari 32 provinsi ini merupakan kegiatan yang berskala nasional.

Oleh karena itu, Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon (Tiwi) berharap kepada peserta PIRN yang berasal dari Aceh hingga Papua ini bisa mempromosikan Kabupaten Purbalingga sepulangnya mereka nanti ke asal masing-masing. Baik itu mempromosikan wisata, keberagaman sentra industri hingga budaya.

“Kami atas nama Pemkab berharap apa yang jadi pembelajaran selama PIRN ini menjadi pengalaman yang bergarga dan tidak terlupakan. Kamijuga berharap adikpeserta PIRN bisa ikut mempromosikan Kabupaten Purbalingga. Oleh karenanya nanti setelah kegiatan PIRN ini selesai, silahkan adik-adik berfoto-foto dan di posting di medsos hastag #pirn17purbalingga,” katanya dalam sambutan acara penutupan PIRN Ke-17 ini.

Mengenai apa yang jadi output hasil penelitian peserta PIRN baik gagasan, ide, dan pemikiran dapat memberi input positif bagi pemerintahan agar bisa membangun Purbalingga menjadi lebih baik. Sebab pemikiran anak muda, kata Plt Bupati Tiwi biasanya memiliki idea tau solusi yang lebih fresh, lebih brilian dan out of the boxatau tidak terpikirkan sebelumnya oleh khalayak umum.

“Kami mengucapkan selamat jalan kepada adik-adik peserta PIRN. Setelah pulang ke rumah masing-masing semoga tidak melupakan Kabupaten Purbalingga. Bila ada kesempatan, barangkali bisa berkunjung lagi bersama handai tolan dan keluarga ke Purbalingga,” tuturnya.

Melalui kegiatan PIRN, akan membawa dampak bagi Purbalingga sehingga paling tidak ikut terangkat dan dikenal di tingkat nasional. Plt Bupati Tiwi berharap kegiatan PIRN bisa berlangsung terus utnuk menciptakan genereasi muda yang cerdas, kreatif dan inovatif untuk mengharumkan nama Indonesia.

Indonesia Kekurangan Peneliti

Sementara itu Wakil Ketua LIPI Prof Dr Bambang Subiyanto mengatakan dalam kegiatan PIRN, para peserta telah meneliti dan menciptakan karya-karya. Jika diakukan pendalaman lagi oleh LIPI, hasil penelitian itu akan membantu mencarikan solusi masalah yang ada di Purbalingga.

Melalui kegiatan PIRN ini akan memperkenalkan penelitian pada remaja atau usia dini agar nantinya banyak dari semuanya meneruskan perguruan tinggi. Kemudian setelah lulus bisa menjadi peneliti, sebab saat ini menurutnya Indonesia sedang kekurangan peneliti.

“Saat ini Indonesia hanya punya 10ribu peneliti, sedangkan pemerintah mencanangkan tahun 2045 sudah punya 250peneliti. Sehingga butuh 25 kali lipat dari jumlah sekarang. Para peneliti ini tentunya agar bisa kerja bareng supaya negara kita maju,” katanya.

Ia merinci, saat ini  setiap 1 juta penduduk di Indonesia mempunyai  1000 peneliti. Hal ini masih tertinggal jauh dibanding negara-negara Asean lain yang umumnya lebih dari 1000 peneliti. Terlebih lagi Israel yang sudah mencapat 4000 peneliti per satu juta penduduk.

Kegiatan PIRN selama satu pekan ini telah memberi banyak manfaat. Selain peserta maupun guru pembimbing telah mengasah pemikiran kritisnya juga memupuk persaudaraan sesama peserta yang tidak terlupakan. Saya bangga dan optimis bahwa di masa depan apa yang kita pelajari dan kita latih bersama ini akan menjadi modal menapaki tantangan dunia yang semakin kompetitif,” katanya.

Seperti yang diketahui, kegiatan PIRN ke-17 ini telah dilaksanakan berbagai kegiatan, baik pembelajaran maupun penelitian lapangan. Dalam penelitian lapangan, beberapa objek yang telah dikunjungi diantaranya adalah Kelurahan Purbalingga Wetan, untuk penelitian sentra kerajinan batok kelapa; Kelurahan Kembaran Kulon untuk penelitian sentra industri makanan dan sentra budidaya perikanan; Desa Karangbanjar (Bojongsari) untuk penelitian sentra industri rambut palsu.

Desa Limbasari (Bobotsari) untuk penelitian sentra industri rumah tangga batik dan Daerah Aliran Sungai; Desa Serang (Karangreja) untuk penelitian agrowisata dan perkebunan stroberi; Desa Patemon (Bojongsari) untuk penelitian industri knalpot; dan Desa Muntang (Kemangkon) untuk penelitian limbah pustaka. Selain itu juga akan dilaksanakan field trip ke sejumlah objek wisata. Diantaranya adalah Owabong, Sanggaluri Park, Golaga, Pancuranmas Purbasari.(Gn/Humas)